Model pengasuhan keluarga mengacu pada gaya atau pendekatan yang digunakan orang tua dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anaknya.
 Pola asuh ini menyangkut bagaimana orang tua membimbing, mendisiplinkan, menyayangi, dan memahami anak saat ia tumbuh dan berkembang.
 Banyak jenis model pengasuhan yang berbeda-beda, seperti otoriter, demokratis, permisif, dan abstrak, dapat diamati dalam lingkungan keluarga, dan masing-masing model pengasuhan tersebut mempunyai dampak yang berbeda-beda terhadap tumbuh kembang anak.
 Pola asuh  juga mencakup bagaimana orang tua menetapkan aturan, memberi contoh, memberikan dukungan emosional, serta membentuk nilai dan keyakinan yang akan menjadi landasan bagi anak dalam kehidupannya di masa depan.
 Dengan memahami dan menerapkan model pengasuhan yang tepat, orang tua dapat membantu anak menjadi pribadi yang berwawasan luas, mandiri, dan berkembang secara optimal.
Pola asuh orang tua memiliki peranan utama dalam membentuk kepribadian dan perilaku anak. Berbagai jenis pola asuh, seperti otoriter, demokratis, permisif, dan abstrak, memiliki dampak yang berbeda pada perkembangan anak. Pola asuh otoriter seringkali dicirikan dengan aturan yang ketat, pemberian perintah yang tegas, dan kurangnya keterlibatan emosional. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini mungkin pesimis, kurang percaya diri, dan memiliki keterampilan sosial yang terbatas.
Di sisi lain, pola asuh demokratis menekankan pada keseimbangan antara memberikan arahan dan keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan. Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis lebih cenderung memberikan penjelasan, mendengarkan pendapat anak, dan menciptakan lingkungan yang terbuka untuk diskusi. Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh demokratis cenderung berkembang dengan kepercayaan diri, keterampilan komunikasi yang baik, dan kemampuan berpikir kritis.
Pola asuh permisif cenderung memberikan kebebasan tanpa batas kepada anak tanpa memberikan struktur atau aturan yang konsisten. Hal ini dapat mengakibatkan anak kurang memiliki disiplin diri, kesulitan dalam mengatur emosi, dan kurangnya kemandirian dalam mengambil keputusan.Â
Sebaliknya, pola asuh abstrak menekankan pada komunikasi terbuka antara orangtua dan anak. Orang tua dengan pola asuh abstrak cenderung sensitif terhadap perasaan anak, mendengarkan dengan penuh empati, dan membangun hubungan yang kuat berbasis pada komunikasi yang jujur dan terbuka.
Mempertimbangkan berbagai dampak dari pola asuh orang tua, penting bagi orang tua untuk mengenali gaya pola asuh yang mereka terapkan dan dampaknya pada anak. Keseimbangan antara memberikan arahan yang jelas dengan memberikan kebebasan bagi anak untuk berekspresi dapat menjadi kunci dalam membentuk anak-anak yang seimbang, mandiri, dan percaya diri. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga menjadi faktor penting dalam membentuk hubungan yang sehat dan mendukung. Dengan memahami pentingnya pola asuh orang tua dan dampaknya pada perkembangan anak, orang tua dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam membentuk generasi masa depan yang kompeten dan berdaya
 >  Pola Asuh Otoriter: Pola asuh otoriter cenderung menghasilkan anak-anak yang patuh tetapi kurang mandiri. Mereka mungkin memiliki rendahnya kemandirian dan kurangnya inisiatif dalam mengambil keputusan karena terlalu terpaku pada aturan dan kontrol yang ketat.
 > Pola Asuh Demokratis: Sebaliknya, pola asuh demokratis memberikan ruang bagi anak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan mendiskusikan peraturan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan demokratis cenderung memiliki kemandirian yang lebih baik, kepercayaan diri yang lebih tinggi, dan kemampuan berpikir kritis yang baik.
 >Pola Asuh Permisif: Pola asuh permisif yang memberikan kebebasan tanpa batas pada anak tanpa struktur yang jelas dapat menyebabkan kurangnya kontrol diri, kesulitan dalam menghadapi konsekuensi, dan kurangnya penghargaan terhadap otoritas.
  > Pola Asuh Abstrak: Pola asuh abstrak, yang menekankan pada komunikasi terbuka dan empati, dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan sosial dan empati yang baik. Namun, kelebihan emosi dalam pola asuh ini juga dapat membingungkan anak dalam mengatur dan memahami perasaan mereka.
angat jelas bahwa pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk perkembangan dan karakter anak. Berbagai bentuk pola asuh, mulai dari otoriter hingga demokratis, serta permisif dan abstrak, memiliki dampak yang beragam terhadap perkembangan anak. Penting bagi orang tua untuk memahami pola asuh yang mereka terapkan dan bagaimana pola asuh tersebut dapat memengaruhi anak dalam jangka panjang.