Mohon tunggu...
karunia ratna
karunia ratna Mohon Tunggu... -

depok.yogyakarta.indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Rindu

20 Februari 2015   00:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:52 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

masih ditempat yang sama, aku, duduk di pojok perpustakaan kota. hujan, dingin, dengan tumpukan buku yang berada di depanku, aku mencoba mengalihkan fokusku menunggumu. yaa, cara seperti ini aku habiskan setiap senjaku dengan keadaan yang sama, tanpa kepastian apapun.

lantas kamu? apa yang sedang kau lakukan senja ini? apa kau lakukan hal yang sama sepertiku? masih ingatkah kau tentang ingatan lalu? masih ingatkah tentang sebulan lalu? kau masih hangat menebar senyum indahmu padaku. aku masih ingat kamu menertawaiku, mengguyonkan muka konyol yang membuatku memerah dan malu.

singkat perkenaan kita tuan, 6 bulan lalu, ditempat ini. hanya dengan alasan tak ada meja lain di perpustakaan ini, memaksamu berbagi bangku dengan gadis selugu aku. singkat cerita akhirnya kita berkenalan dan saling mengobrol panjang lebar hingga tak terasa malam telah menghadang. hingga kamu meminta nomor telp ku. dengan alasan kau ingin berjumpa lagi denganku suatu hari. sesampai dirumah, telfnku berdering. ada pesan singkat dari nomor baru.

"aku senang mengenalmu, tak mengerti ternyata cara Tuhan baik mempertemukanku dengan wanita semenarikmu, aku merindu.

(Brian)"

itukah kamu. ini SMS darimu? haha betapa pandai caramu tuan buatku melayang seperti ini.

kata-katamu masih sangat hidup dipikiranku. hingga sekarang. kecocokan kita yang begitu sederhana, berakhir kenyamanan karena saling berkhayal. aku dengan tulisanku, dan kamu, kamu dengan lukisan indah itu.

tak terasa hari sudah ingin keperaduan, lampu taman kota sudah menebar kelap-kelipnya yang dirindukan. aku beranjak dari tempat nyaman kita, aku selipkan note kecil untukmu, berharap kamu datang dan membacanya. mengingat satu bulan lalu kamu menghilang tanpa kabar, tanpa berita, begitu saja.

aku berlalu di kamarku. kulihat berbagai lukisanmu masih menghiasi dinding kamar dengan sangat rapi. aku mengambil satu, yang katanya hasil karya terbaikmu. itu fotoku, waktu aku sedang beimajinasi berat soal novel pertamaku. aku dekapkan erat lukisan itu, berharap bisa membayangkanmu, mencium aroma kerjakerasmu. tiba-tiba, semula aku yang kuat, harus menyadari kelemahanku. aku menangis malam ini, dan kau tau, itu karena mu.

tak sudikah kamu menghubungiku sejenak? tak maukah kamu menelponku, membalas emailku, atau sms kenomerku? tak taukah kamu sudah membuat gadis lugu ini cemas dan khawatir dengan keadaaanmu! aku gusar, dengan segenap air mata yang tak tau sudah berapa banyak. aku tertidur.

tuan, jika suatu saat nanti kau kembali, ingatkan aku untuk mengatakan padamu bahwa aku mengagumimu semenjak pertama kita bertemu. aku jatuh cinta padamu, pada tatapan bola mata indah yang kamu miliki. kamu sebagai sumber imajinasi berbagai karya hebat yang dikagumi orang. hingga aku harus merasakan rindu yang tak berkesudahan saat kau tak pulang dihati ini lagi. dan kamu juga harus tau bagaimana denyut jantungku minta didengar saat aku berada disampingmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun