Mohon tunggu...
Karunia Putri
Karunia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI

Haloo, selamat datang ditempat untuk berbagi sedikit ceritanyaa 💌. Mari kita berjelajah dan belajar bersamaa!! ✨️

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pedagang Siomay Bandung Keliling di Era Gempuran Makanan Kekinian

19 September 2024   00:05 Diperbarui: 19 September 2024   05:53 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi: Karunia Putri

Pontianak - Siomay Bandung merupakan kuliner yang sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia. Selain sebagai cemilan favorit, siomay juga mudah untuk dijumpai dan bahan baku untuk membuat siomay pun sangat mudah untuk didapatkan.

Oleh karena itu, banyak sekali yang telah berjualan siomay ini lantaran sangat disukai banyak masyarakat dari semua kalangan. Salah satu penjualnya adalah bapak Ahmad Djaelani, usia 50 tahun dan berasal dari kota Bandung, Jawa Barat.

Hampir setiap hari beliau ini berjualan keliling di daerah komplek perumahan, saat ditemui dan ditanya sore itu bapak Ahmad menuturkan bahwa ia menjual Siomay Bandung atau Siomay ciri khas Bandung, dengan berbagai macam harga "saya ini biasanya menjual porsian ini Rp. 10. 000, tapi karena anak-anak ini juga tingkatan ekonominya ya sesuaikan dengan keadaan, boleh minimal RP. 2.000 - Rp. 5.000" ujarnya. Ketika ditanya tentang apa motivasinya dalam menjual siomay ini bapak Ahmad menjelaskan untuk sementara ini dikarenakan semenjak merantau ini tidak ada skill lain, mungkin hanya ini yang bisa ia perbuat melalui jualan ini.

Dan untuk penjualan siomay setiap harinya ini, bapak Ahmad menjawab "bahwa rata -- rata penjualan setiap harinya itu insya Allah habis tapi kan kembali lagi namanya juga jualan" tuturnya. Untuk keuntungan sendiri ataupun hasil yang didapat oleh bapak Ahmad jikalau seluruh dagangannya habis adalah sekitar Rp. 250.000 - Rp. 300.000. Dan untuk modal setiap harinya bapak Ahmad ini biasanya mengeluarkan kurang lebih Rp. 100.000 dan dari penjualan ini juga bapak Ahmad menjawab bahwa "ia otomatis mendapatkan modal balik setelahnya" ujarnya.

Ketika ditanya mengenai kendala yang dihadapinya dalam berjualan, bapak Ahmad menjawab bahwa "Alhamdulillah selama ini ia tidak menghadapi kendala apapun dikarenakan siomay ini juga tidak tergantung kepada cuaca ya maksudnya cocok atau masuk dalam cuaca apapun baik lagi panas ataupun hujan gitu" ungkapnya.

Dalam pembuatan Siomay Bandung ini bapak Ahmad tentunya tidak bekerja sendiri, ia menuturkan bahwa ia juga dibantu oleh istrinya yang seorang ibu rumah tangga dalam proses pembuatan siomay ini.

Sasaran penjualan dari siomay bapak Ahmad ini yaitu kebanyakan anak - anak, menurutnya "dikarenakan banyaknya anak - anak yang membeli maka orang tua pun nantinya juga akan ikut tertarik dengan sendirinya untuk membeli" ujarnya.

Bapak Ahmad ini sendiri mulai berjualan sejak terdorong oleh Tsunami Aceh, dan sekitar diatas tahun 2006 lah ia mulai untuk berjualan, dan bapak Ahmad ini biasanya berjualan dari mulai jam ba'da ashar - menjelang maghrib, "ia juga menjelaskan bahwa pertama kali ke Pontianak itu bisa dibilang bahwa ia adalah seorang bos siomay, dikarenakan ia memiliki sebanyak 7 gerobak siomay dan Alhamdulillah sudah terbeli rumah, sehingga anak buahnya menilai bahwa menjual siomay itu maju, makanya mereka pada ingin berwirausaha sendiri - sendiri dan akhirnya mereka keluar dan saya sendiri lah yang turun tangan untuk jualan keliling" ungkapnya.

Saat ditanya alasan kenapa bapak Ahmad ini berjualan siomay adalah ia menuturkan bahwa ciri khas Siomay Bandung di Pontianak ini cukup jarang, dan saat ditanya mengenai masalah tempat ia berjualan, bapak Ahmad menuturkan bahwa ia hanya berkeliling saja dan tidak memiliki tempat khusus, serta saat ditanya kenapa tidak mencoba untuk berjualan di satu tempat, bapak Ahmad menjelaskan "bahwa ketika berjualan di satu tempat itu memerlukan modal tambahan yaitu sewa tempat dan kalau berkeliling itukan tidak ada modal seperti itu, ia juga menuturkan bahwa ia lebih suka untuk berkeliling karena lebih untuk interaktif kepada anak - anak ataupun para pembeli secara langsung" ujarnya.

Mengenai cara pembuatan dan bahan - bahannya bapak Ahmad menjawab bahwa ia menggunakan bahan - bahan utama seperti tepung terigu, tapioka, kanji, daging ayam / ikan tergantung kondisinya pada saat itu dan jika ditanya mengenai cara proses pembuatannya, bapak Ahmad mengatakan bahwa "ia menggunakan keduanya seperti alat dan juga tenaga manusia seperti menggiling yang perlu untuk menggunakan alat, tetapi bapak Ahmad mengatakan jikalau untuk proses pembuatannya masih menggunakan tangan semuanya atau secara manual " jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun