Indonesia adalah negara yang terdiri dari 38 provinsi dengan pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Begitu juga dengan daerah daratan dan perairannya.Â
Informasi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) luas daratannya 1.922.570 k dan perairannya 3.257.483 k. Luasnya perairan di Indonesia menyebabkan banyak masyarakat yang mata pencaharian adalah nelayan, dengan membudidayakan ikan-ikan yang mereka tangkap dari rasa, sungai dan laut.Â
Selain ikan ada juga minyak bumi dan gas alam sebagai sumber pertambangan yang besar. Hal tersebut sangat membantu untuk meningkatkan Devisa Negara.
Salah satu pulau yang berada di bagian Kalimantan Barat yaitu Desa Mangkul berada di antara daratan dan perairan (sungai) sehingga jika ingin pergi ke kota  mereka harus menyeberangi sungai yang cukup panjang.Â
Seperti yang kita tahu Kalimantan Barat memiliki luas wilayah perairan sebesar 30.364.59 k dimana tersebar 156 buah pulau-pulau kecil dengan 217 pulau berpenghuni dan 61 buah pulau yang belum berpenghuni.Â
Dari banyaknya desa yang sudah berpenghuni Mangkul menjadi salah satu desa yang berada di pinggiran Sungai sehingga sulit jika ingin berkunjung ke kota.Â
Padahal mereka perlu ke kota untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka seperti membeli sandang, pangan, papan. Oleh karena itu warga di desa  tersebut membuat kendaraan alternatif yang bisa membawa mereka untuk bisa pergi ke kota. Kendaraan itu dinamakan  "Klotok" oleh penduduk setempat.
  Klotok adalah kapal kecil yang terbuat dari kayu dengan desain seperti kapal mainan yang terbuat dari seng yang dihidupkan dengan minyak dan kapas. Bagi yang masa kecilnya bahagia pasti pernah melihat dan mencoba mainan tersebut.Â
Lalu mengapa kendaraan tersebut dinamakan dengan klotok?. Sebab suara yang yang ditimbulkan dari mesin penggerak klotok berbunyi seperti namanya yaitu "tok" "tok" "tok" dengan irama yang cepat. Dengan adanya klotok sangat membantu penduduk desa setempat juga penduduk desa lain yang bernasib sama.Â
Karena menjadi tempat transit atau penghubung dengan kota membuat penduduk desa tersebut memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan tetap mereka.Â
Waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh warga yang berpenghasilan dari menarik klotok ada saat gajian perusahaan (pembayaran bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan) yang ada di daerah tersebut karena otomatis mereka akan pergi ke kota untuk berbelanja dan juga Sabtu Minggu karena banyak yang pergi ke kota untuk berwisata di pantai.Â
Klotok tersebut selain bisa membawa warga juga bisa membawa motor di atasnya. Jadi bagi warga yang ingin berkeliling ke kota tidak perlu cemas karena mereka bisa menaikan motor ke atas klotok tersebut.
Tarif untuk menaiki klotok tersebut adalah 2000 per orang, sedangkan jika membawa motor, pengendara dan motor hanya membayar 10.000, lalu bagi yang membawa keranjang atau muatan yang berlebihan akan dikenakan tarif sebesar 20.000 karena memakan tempat lebih besar dari yang lain.
Jarak perjalanan yang ditempuh untuk sampai di kota sekitar 10-15 menit tergantung pada angin dan ombak. Bila kita naik klotok melawan angin dan ombak maka akan lebih memakan banyak waktu ketimbang yang searah dengan angin dan ombak.Â
Saat kita menaiki klotok maka kita akan merasakan angin yang semilir,suara yang bising berasal dari mesin penggerak klotok serta bisa memandang sejauh mungkin pemandang dari perjalanan tersebut.Â
Setelah sampai di kota maka mereka akan berbondong-bondong turun dan langsung menuju kepasar untuk membeli kebutuhannya. Mayoritas mereka akan membeli barang dengan jumlah dua kali lipat lebih besar dari yang biasa dilakukan orang, sebab mereka harus menyetok barang bila mana habis sebelum waktunya, karena jika mereka membeli di desa harganya jauh lebih mahal dari pada di kota. Seperti belanja mie satu kardus, telur tiga krat (tiga tumpukan), bensin 20 liter Serta makanan-makanan ringan yang tidak di jual di toko yang ada di desa.Â
Mereka hanya berbelanja sekali dalam sebulan saat gajian dari perusahaan, diperkiraan hari Sabtu pada Minggu pertama setiap awal bulan.
Dari hal tersebut jika kita mengalami langsung akan sangat mengasikan, sebagai penduduk yang tinggal di daerah tersebut membuat saya bangga untuk menceritakan betapa menyenangkannya dan menakjubkan perjalanan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H