Mohon tunggu...
Karuna Darani
Karuna Darani Mohon Tunggu... -

Currently studying an Architectural Engineering - (Class of 2012).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ingin Jadi Presiden!

3 Juni 2014   23:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu Desa, hiduplah keluarga yang sangat sederhana. Di dalam sebuah keluarga itu ada seorang anak yang bernama Jarwo Kwat. Jarwo adalah anak dari perkawinan Bapak Tjokro dan Ibu Timi.

Pada suatu hari Jarwo ingin Bercita-cita menjadi seorang presiden. Oleh karena itu, Jarwo terus merenung dan bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah aku mampu menjadi seorang presiden”
Tanya Jarwo. Setelah dia pulang dari sekolahnya, Jali terus-menerus merenung di sebuah danau di dekat rumahnya, yang sangat digemari Jarwo bila merenungkan diri.

Pada hari minggu Jarwo dan ayahnya pergi ke kota untuk menjual ikan hasil tangkapan ayahnya. Di perjalanan Jarwo ingin sekali bertanya pada ayahnya tentang tentang cita-citanya tetapi ia malu karena tidak mungkin orang miskin bisa jadi presiden.

Sesampai di kota Jarwo dan Ayahnya langsung pergi ke pasar untuk menjual ikannya. Setelah beberapa jam ikan yang mereka jual habis terjual.

Setelah itu Jarwo mengajak ayahnya jalan-jalan keliling kota, dalam perjalanan Jali melihat banyak sekali orang di lapangan, Jarwo pun meminta ayahnya untuk melihat-lihat.

“Ayah, sedang apa orang-orang itu?” Tanya Jarwo.

“Orang-orang itu sedang menonton kampanye calon presiden” Jawab Ayah Jarwo

Tanpa disangka Jali menyebutkan cita-citanya yang ia pendam.

“Oh…. Bisa gak aku jadi presiden ya?” Jarwo berbicara sendiri.

Ayah Jarwo pun mengetahui apa yang dibicarakan Jarwo. Lalu pak Tjokro membawa Jarwo pergi dari kampanye capres itu.

“Untuk apa kamu jadi presiden, kamukan hanya orang Desa” kata pak Tjokro.

“Tapi aku ingin sekali jadi presiden” Jawab Jarwo.

“Baiklah jika itu yang kamu inginkan, bapak tidak melarang, tapi kamu jangan

menyesal bila cita-citamu tidak tercapai” Kata pak Tjokro.

“ Ya pak, tapi Jarwo harus tetap berusaha” Ucapnya.

Setiba dirumahnya Jarwo langsung ke tempat tidurnya, dia merenungkan apakah ia dapat menjadi pemimpin negrinya.

Di sekolah Jarwo adalah seorang murid yang sangat berprestasi dan ia pernah mewakilkan sekolahnya dalam perlombaan bulu tangkis, karena Jarwo juga pandai dalam permainan itu.

Di dalam kelasnya Jarwo dijadikan oleh temanya seorang ketua kelas, dia memang sudah dari kecil menjadi seorang pemimpin, Jarwo pun juga sering diberi beasiswa dan malah beasiswa sampai ke Perguruan Tinggi yang diberikan Pemerintah Daerah di daerahnya.

Ketika Jarwo duduk di bangku SMP, Jarwo dipercayakan teman-temannya untuk menjadi ketua Osis. Semangat Jarwo memang sangat kuat, dia selalu berusaha untuk belajar jadi pemimpin.

Beberapa tahun kemudian setelah dia lulus dari Perguruan Tinggi. Jarwo hanya bisa ada di desa, karena Jarwo terus gagal bila melamar pekerjaan. Di kampungnya Jarwo adalah pemuda yang selalu ikut dalam organisasi-organisasi yang ada dikampungnya.

Jarwo ternyata masih bersemangat untuk menjadi presiden di negrinya. Pada suatu hari, ketika Jarwo sedang merenungkan dirinya, tanpa disengaja ada orang dari kelurahan di desanya ingin mengajak Jarwo untuk bekerja di kantor kelurahan, Jarwo pun menerima tawaran itu.

Keesokan harinya Jarwo bergegas pergi ke kantor kelurahan untuk bekerja. Di kantor kelurahan Jarwo ditunjuk sebagai koordinator organisasi-organisasi yang ada di desanya.

Di dalam menjalani pekerjaannya, Jarwo merupakan pemimpin/koordinator yang sangat baik dan adil. Banyak bawahannya yang sangat menyukainya.

Setelah beberapa tahun, Jarwo dipindah pekerjaanya yaitu menjadi lurah. Jarwo menjadi lurah karena ia banyak dipilih oleh warga yang mengikuti Pilkades, Pemilihan Kepala Desa. Beberapa tahun jadi kepala desa, Jarwomulai memasuki ruang-ruang politik yaitu menjadi anggota Partai Indonesia Satu. (PIS).

Jabatan kepala desa yang dipegang Jarwo pun sudah selesai. Jarwo pun semakin mantap tehadap partainya, dia selalu aktif di dalam partainya.

Berkat semangatnya di dalam partai, Jarwo pun dipilih untuk menjadi Calon Legislatif di Pemilu yang akan diadakan 3 bulan lagi, Oleh karena itu Jarwo bersiap-siap untuk merancang cara berkampanyenya, karena dia merupakan dari keluarga yang sederhana.

Jarwo pun berpikir dan berpikir terus, dan pada akhirnya dia hanya melakukan kampanye dengan dana yang seadanya. Jarwo hanya mendapat dana hasil dia menjual motornya yang baru dia dapatkan ketika menjabat menjadi lurah.

3 bulan telah berlalu, hari yang ditunggu telah dimulai, Jarwo melakukan kampanye dengan membuat stiker dirinya. Beberapa hari telah berlalu, Jarwo pun hanya menunggu, karena Pemilu tinggal 1 hari lagi.

Keesokan harinya, hari yang ditunggu pun telah mulai, banyak orang pergi ke TPS-TPS. Sehari setelah Pemilu, Jarwo semakin takut dan dia bertanya pada diri nya sendiri

“Apakah aku bisa berhasil” tanya nya pada sendiri.

Perhitungan suara pun dimulai 2 hari sesudahnya. Tak di sangka perolehan suara Jarwo sangat banyak, Jarwo pun sangat gembira bercampur dengan kebingungan, karena Jarwo bisa memenangkan pemilu legislatif. Jarwo pun bertanya pada ayahnya

“Pak, aneh sekali kok saya bisa menang, padahal saya cuma mengeluarkan dana kampaye sedikit?” tanya Jarwo.

“Oh itu, bapak juga bingung tapi itu semua yang terjadi adalah hanya Allah yang mengetahui, Bapak hanya berharap agar kamu menjadi anggota legislatif yang tidak berkorupsi” jawab sang Ayah.

“Baik pak, saya akan ingat selalu pesan bapak” kata Jarwo

Hari pelantikan anggota DPRD pun dimulai, Jarwo bersiap-siap dari rumahnya manuju kota, Jali bersiap-siap dari rumahnya menuju tempat pelantikan dengan restu dari kedua orang tuanya. Jarwo pergi menuju kesana hanya dengan naik angkot dari kampungnya.

Sesampai ditempat, Jarwo melihat banyak sekali mobil mewah yang menyilaukan matanya dan Jali pun berkata sendiri sambil tergagum-kagum

“wow, banyak sekali mobilnya dan bagus-bagus sekali” kata Jarwo sambil terkagum

Jarwo pun membanyangkan apakah dirinya apakah dirinya bisa mempunyai mobil-mobil seperti itu.

Setibanya didalam kantor DPRD, Jarwo hanya anggota DPRD yang bepakaian yang sangat sederhana. Tetapi, Jarwo menghadapi itu dengan murah seyum.

Acara pelantikan pun telah selesai, Jarwo sudah secara resmi menjadi anggota DPRD dikabupatennya dan dia pun pulang dari kantor DPRD Kabupaten itu.

Setelah 2 tahun berlalu, kehidupan Jarwo akhirnya telah berubah 100%, dia dan keluarganya pun hidup dikota dan tidak lagi hidup di kampung.

Dikota hidup Jarwo menjadi mewah, tetapi Jarwo tidak menjadi sombong, dia malah membagikan harta kepada anak yatim dan orang miskin. Tingkah laku Jarwo tidak seperti sebagian besar orang kaya yang hidupnya hanya untuk berfoya-foya.

Ternyata Jarwo sangat menaati pesan-pesan orang tuanya, ia merupakan anggota yang aktif mengeluarkan pedapat dan ia juga dapat memenuhi peraturan pemerintah.

Akhirnya masa jabatan Jarwo pun sudah hampir berhasil dan pemilu segera di mulai, Jarwo menjadi calon legislatif untuk kedua kalinya, tapi sayangnya Jarwo kalah dalam kompetisi tersebut, dia kalah karena perolehan suaranya sedikit.

Jarwo pun berubah profesi menjadi pengusaha yang sangat sukses dan juga beruntung karena mempunyai banyak saham. Jarwo menjadi pengusaha dan akan menurunkan usahanya tersebut kepada keturunannya.

Setelah beberapa tahun sedikit demi sedikit Jarwo mulai meninggalkan usahanya, dia mulai memasuki lagi ruang politik. Setelah sekian lama karir politik Jarwo mulai berkembang lagi, dia dipilih menjadi Mentri Kehutahanan (Menhut) pada masa pemerintahan presiden B.J Habiebie.

Didalam masa jabatanya, Jarwo dikenal sebagai mentri yang sangat bagus, karena dia telah dapat menangani para penebang liar Jarwo juga berhasil mengajak orang-orang untuk menanam tanaman dilingkungan masing-masing.

Atas kinerja Jarwo yang sangat efisen, hutan di Indonesia menjadi tereboisasi kenbali dan jarang ada penebangan illegal yang bekeliaran.

Beberapa tahun kemudian Jarwo dipilih oleh Partai Indonesia Satu (PIS) untuk menjadi ketua umum partai tersebut, Jarwo yang dulunya menjadi sekretaris Partai Indonesia Satu (PIS), kini telah menjadi orang nomor satu di partainya dan dapat memimpin sepenuhnya atas partai tersebut.

5 tahun telah hampir berlalu pemilihan pun segera dimulai kembali, kini jarwo memberanikan diri untuk menjadi calon presiden, dia menjadi calon presiden karena partainya telah menang mendapatkan 21% kursi di DPR RI.

Pencalonan Jarwo sangat di dukung oleh oleh semua kader partainya dan Jarwo juga mempunyai 8 Partai koalisi yaitu; Partai Indonesia Merdeka, Partai Untuk Indonesia, Partai Kesejahteraan Rakyat, dan lain-lain.

Jarwo ternyata belum mendapat pasangan wakilnya, dia bingung harus mencari pasangan yang pantas untuknya dan ingin memajukan serta mensejakterakan Negara Indonesia.

Akhirnya Jarwo mendapatkan wakil dalam Pilpres, Jarwo memilih sesorang yang sesuai dengan kriteria yang dikehendakinya serta berakhlak baik, orang tersebut yang bernama Bagja Soediro dari Partai Untuk Indonesia. Mereka berdua sangat antusiyas untuk sebegai pemenang dan siap untik kalah. Mereka memilih Slogan yaitu “Sejahtera untuk rakyat” Jar-Bag sebagai sebutannya dan dilawan oleh calon presiden Galih Handoko dan Saloso Munawar.

Waktu pemilihan pun dimulai mereka bersiap-siap untuk menerima apa adanya bila hasilnya akan menang ataupun kalah.

Pemilihan pun telah selesai dan 2 hari sesudahnya Jar-Bag menang dari 3 lawannya menurut hasil Qick Qount (Perhitungan Cepat).

Ternyata setelah di tunggu berminggu-minggu, hasil sebenarnya dari KPU ternyata telah memenangkan Jarwo dan Bagja, Mereka terpilih menjadi presiden dan wakil presiden RI.

Jarwo pun sangat bahagia karena cita-citanya sudah tercapai. Dia telah menjadi seorang presiden di negrinya. Jarwo juga berterima kasih kepada ke dua orang tuanya yang telah memberinya dorongan serta semangat dari kecil hingga sekarang.

Hari pelantikan Jarwo dan Bagja sebagai presiden dan wakil presiden dimulai, Mereka dilantik dengan sukses, Dan Jarwo pun resmi menjadi presiden RI. Jarwo telah berhasil mengelola pemerintahan dengan rapi dan sejahtera.

5 tahun kemudian setelah Jarwo selesai menjalankan tugasnya sebagai presiden, dia pensiun dari pekerjaanya dalam bidang politik, Dia menghabiskan waktu bersama keluarga besarnya yang dulu sangat miskin namun sekarang sudah menjadi kaya raya. Semua itu berkat semangat yang di dorongkan oleh orang tuanya kepada Jarwo dan keturunanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun