Ini adalah cerita yang harus aku ceritaken pada kalian. Dahulu kala seorang nenek moyang para samurai melarikan diri dari daerahnya di jepang. Samurai itu bernama Yamaguchi-Ronin. Ia melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari rencana pembunuhan karena dia di tuduh sebagai penghianat. Dalam perjalanan yang sangat jauh, untuk menghilangkan jejak dari para musuhnya, sampailah dia di sebuah daerah gurun pasir yang berbukit-bukit. Sang samurai berpikir tentu mereka tidak akan mampu mencari ku ke tempat yang sejauh ini.
Di daerah itu ia bertemu dengan seorang yg mengaku nabi samawi, ia di terima baik di sana dan di ijinkan tinggal bersama nabi itu dan bersama pengikutnya. Setelah sekian lama tinggal di perkemahan itu maka sang samurai dan nabi itu semakin akrab. Sang samurai juga membantu sang nabi samawi itu untuk menggembalakan ternak-ternaknya. Sang saumurai sangat kagum akan kepatuhan pengikut nabi samawi itu pada sang nabi.
Lalu sang samurai bertanya pada nabi tersebut, bagaimana pengikutnya begitu sangat patuh padanya. Lalu sang nabi itu berkata “Membangun dogma loyalitas tanpa batas sangat penting untuk membuat pengikut setia tanpa ada yang protes. Sedapat mungkin dogma itu harus bersifat abstrak agar tidak gampang untuk di bantah” ucapnya dengan nada berwibawa. “Dari mana anda dapat dogma itu?”, Tanya sang samurai penasaran. “Dari bisikan tuhan” ucap sang nabi. “Bahkan saya pernah mau membunuh anak saya sendiri, karena bisikan tuhan itu” ucap sang nabi serius. “Wah, anda benar-benar setia dengan tuhan anda itu, apakah anda benar-benar melakukannya, membunuh anak sendiri?” Tanya sang samurai itu dengan nada kagum. “Hahahahaa, pentingkah itu di jawab Tuan Yamaguchi?, yang jelas tujuannya bagaimana membuat pengikut anda bisa setia” ucap sang nabi sambil tersenyum.
Setelah beberapa tahun tinggal bersama nabi itu, sang samurai akhirnya pamit pulang ke negaranya. Sang samurai sangat terkesan dengan dogma nabi tersebut, tentang bagaimana membangun loyalitas tanpa batas. Sesampainya sang samurai itu di negaranya, maka ia mulai memgembangkan dogma kesetiaan pada pengikutnya yang disebutnya sebagai *hara-kiri. Dan memang hasilnya sangat luar biasa, dimana para pengikut sang samurai itu menjadi sangat loyal padanya dan tugas yang di berikan.
Saya sungguh terkesan dengan cerita ini, dan di suatu malam yang sunyi, saya juga mendengarkan suara bisikan di dapur rumah saya yang gelap. Suara bisikan itu mengatakan “Hai Soepomo, jika engkau sungguh percaya padaku, maka bunuhlah anjing dan kucingmu itu”. Suara itu sungguh nyata seperti terhipnoptis saya mengambil sebilah pisau dapur. Nampak anjing dan kucing itu sedang tertidur pulas, sambil berpelukan akrab. Saya tidak peduli kedua binatang ini yang merupakan kesayangan istriku, yang penting melaksankan perintah dari suara bisikan itu.
Dengan melangkah pelan dan pasti, saya mendekati anjing dan kucing itu, ketika akan menghunjamkan pisau ke arah dua binatang itu, tiba-tiba lampu dapur di hidupkan. “Hey soepomo bahlul, ngapain ente pegang-pegang pisau!!!!!?” Tanya istriku dengan suara keras dan mengagetkan. Aku seperti tersadar “Ehh..enggak cuma mau potong bawang aja. “Ehh..bahlul ngapain ente motong bawang malam-malam, jangan-jangan ente mau bunuh si blacky dan si putih, memang ente bahlul kuadrat pangkat 10. Salah apa si blacky dan si putih sama ente, sekarang buang pisau itu atau aku yang gampar ente. Sekarang ente masuk kamar dan tidur!!!” ucap istriku dengan nada tinggi.
Tiba-tiba saja pisau itu aku buang dan mengikuti istriku ke kamar. Pada waktu aku baru melangkah beberapa langkah, bisikan itu muncul kembali. ”Hey.., Soepomo mengapa kau batalkan perintahku, sekarang mana kau pilih; Aku atau istrimu!!!?”. Suara bisikan terdengar marah. “Ya tentu saja istriku, emang ente siapa?” ucapku ketus.
Soepomo kartolo-bukan samurai dan bukan nabi
*Seppuku (hara-kiri) merupakan salah satu adat parasamurai, terutama jenderal perang pada zamanbakufuyang merobek perut mereka dan mengeluarkan usus mereka agar dapat memulihkan nama mereka atas kegagalan saat melaksanakan tugas dan/atau kesalahan untuk kepentingan rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H