Kopi Gusdur dengan rasa Tuhan.
Muhammad dalam meditasinya menemukan Tuhan.
Yesus dalam meditasinya menemukan Tuhan.
Budha Gautama dalam meditasinya tidak menemukan Tuhan.
Erianto Anass yang tidak bermiditasi tetapi beronani juga tidak menemukan Tuhan.
Lalu siapakah yang benar dari mereka ?
Saya Soepomo Kartolo, tidak mau kalah (egois). Saya juga bermiditasi selama 100 hari 100 malam, dalam perjalanan meditasi, saya menemukan banyak subjek yang mengaku Tuhan dengan segala kebaikan dan kelebihan yang di tawarkannya. Bahkan pada hari ke 40 ada subjek yang mengangkat saya menjadi nabi jika saya mau mengakui dia Tuhan. Tapi saya menolak, akhirnya tawaran di naik kan dengan menyamakan saya dengan Tuhan juga. Karena saya egois saya menolak juga, saya mencari lagi, bermiditasi lagi, mencari Tuhan sebenar-benarnya Tuhan.
Pada hari ke 100 malamnya dalam puncak meditasi, agak samar dari kejauhan saya melihat subjek, duduk tenang sambil minum kopi, saya dekati dan saya kaget ternyata Gudur. Lalu saya tanya "Bukankah anda Gusdur"? dengan nada heran. "Ya, saya Gusdur" jawabnya tenang. "Jadi sampeyan sebenarnya Tuhan Gus" tanya saya tambah heran. Dengan tersenyum Gusdur berkata "Minumlah kopi ini, sudah 100 hari kopi ini di siapkan untuk anda, tentu anda lelah bukan telah bermeditasi 100 hari?". "Iya Gus" ucap saya pelan sambil neguk kopi. Lalu Gusdur berkata "Saya bukan Tuhan, dan tidak mau di samakan dengan Tuhan" ucap Gusdur pelan. "Lalu Tuhan itu di mana Gus" tanya saya. "Tuhan itu ada di hatimu, gitu aja kok REPOT"
Lalu saya tersadar, dan di samping saya ada secangkir kopi hangat. "Eh bahlul, ini adalah kopi yang ke 100 cangkir yang kubuat, meditasi kok sambil ngopi. Dasar orang aneh!!!!" ujar istri saya dengan sambil marah-marah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H