Mudik lebaran merupakan tradisi bagi perantauan yang memanfaatkan waktu liburnya untuk pulang menengok sanak saudara di kampung. Lebaran tahun 2022 ini atau tahun 1443 H telah diberikan kelonggaran oleh pemerintah kepada masyarakat dalam melakukan berpergian setelah dua tahun mengalami kerinduan akibat adanya pembatasan pergerakan manusia antar wilayah. Dari pengamatan langsung pada hari Jumat, Sabtu, Minggu dan Senin 2 Mei saat tepat hari raya idul fitri bisa dikatakan ratusan ribu kendaraan telah memadati jalur tol Kalikangkung yang selanjutnya yang akan mengarah ke kota kota Jateng, Jatim dan sekitarnya.
Setelah sholat ied, lalu berkunjung ke makam leluhur yang merupakan tradisi mendoaakan bagi saudara yang telah meninggal. Suasana pemakaman penuh sesak dan parkir kendaraan over kapasitas. Dari pandangan mata disini perekonomian mulai berjalan dengan larisnya para penjual bunga, petugas parkir dan para peminta minta. Setelah kepulangan dari makam dilanjutkan saling silaturahmi ke tetangga terdekat. Tetangga yang berbeda keyakinan pun saling berkunjung dan mengucapkan selamat idul fitri. Suasana cukup meriah bahkan hidangan atau makanan lebaran yang telah tersedia tidak tersentuh oleh para tamu yang datang. Lebih suka saling bercerita dan tampak bahagia bersama. Â Terjadwal pukul 10 pagi hari pertama lebaran melanjutkan perjalanan ke arah Solo melalui jalur tol Semarang - Solo dan berencana akan keluar kota Salatiga dengan keperluan yang sama yaitu menengok sanak saudara.
Disilah ketika memasuki pintu tol dan setelah tab kartu e-toll baru perjalanan belum 15 menit sudah padat merayap, jalur lambat dan cepat telah dipenuhi hanya kendaraan pribadi para memudik terlihat dari plat nomor kendaraan B, T, A, BK, BH masih memasuki Jawa Tegah. Terjebaklah dalam kepadatan karena belum sampai pintu tol selanjutnya sudah macet parah. Melalui radio VHF yang terpasang banyak yang menanyakan jalur ke Solo saat itu padat apa tidak.Â
Kita informasikan kondisi jalan padat merayap dan kita putuskan tidak jadi masuk tol trans Solo beralih keluar lewat Banyumanik yaitu jalur reguler non tol yang melintasi kota Ungaran. Ternyata dijalur reguler sangat berbeda bahkan lalin tampak lancar jaya. Sehingga kita bisa berbagi informasi melalui radio bagi pengguna jalan yang mengarah Solo - Jogja dan sekitarnya. Sepanjang jalur Ungaran lampu lalin dimatikan dan jalur biasanya untuk berputar ditutup sementara. Dengan maksud agar terhindar penumpukan dan para pemudik lancar dalam perjalanan.
Sepanjang perjalanan pusat kuliner atau warung makan yang biasanya menjadi referensi untuk mampir hampir sebagian besar tutup semua. Ditemukan macam resto soto terpampang tulisan BUKA, kebetulan pada kepingin yang seger seger setelah sebulan berpuasa. Begitu masuk parkir kita tertipu ternyata TUTUP sedangkan di depan mereka pasang tulisan BUKA. Padahal sepanjang jalan reguler menuju Salatiga  sebenarnya ada banyak pilihan soto seger, soto ndelik, ayam goreng bu Toha, Sop Haji Ismun, Sate Rhoma Irama semuanya lewat pada tutup. Yang buka rata rata para penjual Bakso saja.
Begitu memasuki jalur alternatif dari Salatiga menuju Sragen baru menemukan tulisan soto iga, saat melintas dan kita coba tanya apa tersedia. Ibuk nya menganggukkan kepala dan menyampaikan ada dan tersedia mau soto daging apa soto ayam selain soto iga. Warung ini cukup representatif dan tersedia toilet tepatnya masuk Karanggede menuju arah Gemolong Sragen. Tidak lama kemudian datang juga rombongan rombongan keluarga yang ingin mencicipi sotonya. Jalur ini merupakan favorit para pemudik yang akan melanjutkan ke Jawa Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H