Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pendekatan Fasilitator Salah Satu Upaya Meredam Konflik

28 Februari 2022   22:37 Diperbarui: 28 Februari 2022   22:53 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ratusan aparat gabungan TNI dan Polri mengepung Desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo Jawa Tengah menjadi perhatian kita semua pemerhati masalah sosial masyarakat beberapa waktu lalu. Turunnya aparat sangat disayangkan dan apakah sebelumnya telah diupayakan melalui saluran diskusi. Semua orang Indonesia kenal namanya diskusi dan bermusyawarah, bukan memaksakan kehendak.

Bagi kelompok penolak,  pembangunan waduk dianggap merusak ekosistem yang sudah ada. Rencana akan dibangunnya waduk memang sedikit banyak mempengaruhi dinamika beberapa Desa. Hingga saat ini kita belum mengetahui upaya atau peran fasilitator yang dilibatkan dalam rencana pembangunan waduk. Peran fasilitator tidak hanya dibutuhkan dalam kelompok masyarakat ataupun dalam pertemuan yang melibatkan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda. Dibutuhkan banyak pertemuan pertemuan tatap muka, kerjasama tim dengan orang orang yang beragam. Dalam kelompok yang beragam ini peran fasilitator sangat dibutuhkan. Bisa mengelola pertemuan, mengantarkan diskusi dan memindahkan orang dari diskusi menjadi konsensus. Siapapun yang memimpin pertemuan hendaklah orang yang netral dan tidak merasa terancam oleh berbagai macam opini dan perbedaan pendapat para anggota pertemuan.

Ada masalah yang mirip dalam penyelesaian masalah penolakan pendirian pabrik semen di Tambakromo dan Kayen  Kabupaten Pati. Konflik yang sama antara penolak dan pendukung juga kerap menghiasi pemberitaan pada waktu itu. Pendekatan dan pemberdayaan kepada masyarakat untuk dilibatkan dalam tataran perencanaan pembangunan sampai dengan tahap implementasinya. Dengan mendudukkan masyarakat sebagai subyek pembangunan maka akan tercipta apa yang disebut pembangunan untuk masyarakat dan bukannya masyarakat untuk pembangunan.

Dengan adanya inisiatif kepala daerah langsung turun tangan untuk melakukan dialog dirasa kenetralannya menjadi  diragukan. Terbukti hasil diskusi tidak seperti yang diharapkan oleh kelompok yang menolak bahkan tetap mengadukan hingga ke berbagai lembaga Negara. Jika masyarakat berdemo artinya ada hal yang ingin diperhatikan. Kekhawatiran nanti lingkungan menjadi rusak gara gara penambangan batu, air yang akan hilang, perlu dijawab dengan baik. Masyarakat perlu diberikan jawaban yang benar, bukan diberi informasi yang tidak benar dan cenderung menyesatkan bahkan menakut nakuti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun