Tertegun aku membaca berita kepergiaanmu Sontak bergetar luluh perih melepasmu Bulir air mata jatuh tak tertahan Termangu dalam hening jiwa Kakakku, Terkenang kehangatan untaian kata yang pernah kau tulis Teringat senyum yang pernah kau hadirkan untukku, untuk dunia Terpesona ceritamu yang sering menyejukkan jiwa meski lewat maya Terkagum tentang nilai ketegaran, semangat dan persahabatan yang pernah kau torehkan Kini, Aku dan sahabatmu terpanah, dalam diam mengitari cakrawala Meski hanya berteman bintang kejora yang tertutup awan Dibawah pilar-pilar cahaya rembulan.. Aku tetap termangu Termangu!! Diantara denting denting piano Diantara juntaian dawai biola Aku mengikuti iramanya.. Yang membawaku menyusuri sisi lagi, hingga narasi terakhir.. Mungkin untuk kesekian kalinya aku harus "Rindu"Senin, 22 Februari 2010. Cianjur. NB: Puisi ini kutulis untuk Alyssa Soebandono yang sedang menempuh pendidikan di Monash University, Melbourne.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H