Mohon tunggu...
Kartini Fuji
Kartini Fuji Mohon Tunggu... -

Kartini Fuji Astuti dilahirkan di Cianjur, satu hari sebelum Indonesia merayakan hari Kartini. Gadis yang benci bicara ini senang menulis sejak punya pena merah dan diary bersampul doraemon. Ia lalu mengelola blognya di http://kafast.blogspot.com dan twitter @kafast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hacker = Teroris!!

17 Oktober 2010   04:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:22 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau punya pesbuk? Kau bisa membobol pesbuk? Atau, pesbukmu pernah diberantakin sama Mr.Hacker yang dari mulutnya keluar bom? Kusarankan agar kau hati-hati detik ini juga! Jangan sampai bom itu membuat namamu mati, padahal kau belum pernah meledakkan jejaring sosial dengan kata-kata yang sama sekali tidak terpelajar. Tadinya aku sungguh-sungguh nggak mau repot, buang-buang keringat dan waktu hanya untuk bikin notes atau posting di blog. Berhubung kebetulan hari ini ngecek email yang masuk, kesalku kembali menguap. Hujatan mereka tentang statusku masih membekas di email : hazzuka@yahoo.com. Aku ingin kalian memeriksa rentetan peristiwa sebelumnya.

14 Oktober 2010. Di kala petang, setelah lama nggak online, aku memang online di labkom1, barisan terdepan, ketiga dari kanan. Dengan operating system u-buntu, kudownload logo DaVinci buat bikin bendera parade. Setelah itu.. offline. Restart. Nge-print logo lewat Windows. Matikan komputer. Hanya itu. Dengar-dengar u-buntu tidak ada history-nya. Apakah itu dugaan pertama kalau aku ceroboh mainin komputer?
Hari itu. 15 Oktober 2010. Aku belajar seperti biasa di kelas. Makan siang di kelas. Baru keluar kelas kalo ada cowok cakep yang lewat (dzig! eh boong ini mah). Abis gitu nyebarin pamflet. Siang hari setelah dzuhur, pulang ke rumah kost. Tumben banget kan SMANSA ngebolehin pulang jam segini? Tadinya sih aku pengen tidur ampe beduk ashar atau malah nggak kebangun-bangun.. abisnya capek gila ngadepin musim UTS :’( Tapi, alangkah tidak beruntungnya aku.. tidur cuma setengah jam! Sementara temanku, Desty Ayuningtyas, barangkali sudah mimpi Menatap Punggung Muhammad

Beberapa waktu berikutnya, ketua DaVinci menelepon lewat hp temanku. Aku diminta ikut serta dalam latihan parade Grand Opening HUT SMANSA . Jadilah aku kembali ke sekolah. Iyaakkkss. Siapa bilang SMANSA ngebolehin pulang jam segini??
Formasi diatur. Tiang bendera ekskul sudah ada. Gerak kami lebih mirip perwira robot yang kehabisan baterai, sehingga perlu latihan berulang-ulang. Selepas shalat ashar di Ma’wa, sementara Kani les biola, aku kembali lagi ke kost-an. Mau ngelanjutin tidurrr.. E he he. Dan, alangkah beruntungnya aku sekarang.. tidur nyenyak ampe maghrib. Nggak baik katanya, tapi nggak apa.

Nah, pukul 19.00 adalah jadwal aku dan Kani Muthmainnah online. Kami maenin laptop, eh notebook, eh laptop (aku gatau kedua benda ini bedanya apa). Tiba-tiba Kani nyeletuk, “Kartini. Ciee.. kart statusnya aku sayang kamu.” Sedikit loading, aku baru ngerespon, “Ha?” “Sayang sama siapa sih, Kart?” “Apaan sih? Gitu deh kamu sama aku,” geramku sambil melongok ke jendela Mozilla firefox. Tuk. Tak. Tuk. Tak. Dan meledaklah bom itu di wall profil pesbukku. Ada empat status berbeda (banyak pisan yang ngomentarin dan ngelike di situ). Kesemuanya berbau menjijikan, seolah aku ini wanita nakal, sundal, pelacur. Seolah aku ini membenci ayahku. Seolah aku ini bukan manusia. Tidak mencerminkan bagaimana adanya seorang Kartini. Hal pertama yang meluncur dibenakku adalah keinginan besar untuk mencokel mata Mr.Hacker biadab itu. Tapi, aku kemudian mengurut dada. “Sabar, Kart!” ujar Kani membuatku keterkejutanku berangsur pulih. Kepala masih mendidih seperti habis berlari dari Sabang sampai Merauke. Sebenarnya aku jengkel setengah mati karena harus mengurusi hal-hal yang tidak penting dalam sepekan terakhir, ditambah ini: namaku kini dicoret dengan tinta merah dari daftar manusia baik di mata facebooker. Mungkin. Segera saja aku login lewat Google chrome. Ganti password cepat-cepat. Ganti status cepat-cepat. Kani yang mengomando, “Remove. Remove. Remove.” Status menjijikan itu terhapus. Selesai? Tidak. Ada beberapa jendela chating, bekas Mr. Hacker menjalankan aksinya (padahal biasanya kotak chat-ku di mode off-in). Jangan tanya bagaimana kotornya kata-kata itu. Kurasa, lebih menjijikan dari novel Shaman (karya Ayu Utami dengan genre Feminisme Radikal) yang selesai kubaca dua hari yang lalu. Untung photo profil nggak diganti sama gambar Luna Maya. Kau mungkin melihat statusku kemarin. Kau mungkin asyik chating dengan Mr.Hacker. Apa tanggapanmu? Aku bisa mengerti terhadap orang yang tidak mengerti aku. Barangkali mereka illfeel. Dan aku tak mengerti kenapa aku ingin menangis di hadapan orang yang mengerti aku. Barangkali aku terharu. Aku terharu menyadari betapa gigihnya mereka membenarkan perkara itu. Big thanks to Guru paling baik hati (Bu Yania), Kak Rahma yang meng-clear sana-sini, Trichan sayang, Mba Gieta, Alie, Kak Yona, Kak Evan, Duwix, dan tentu saja teman sekamarku yang kian semangat meski wajah kian pucat (Kani, ketua Ekskul daVinci). Aku baru tahu ternyata di balik banyaknya orang yang tak percaya, banyak juga yang memberikan pengertian. Aku benar-benar ngucapin makasih sama kalian :) Sebenarnya.. ada hal-hal ganjil tadi siang. Aku merasa ada yang mengawasi dari jauh, ada orang yang ngebuntutin aku sampai parkiran motor. Nggak jelas gitu deh. Entah motifnya apa. Serasa jadi incaran seorang Nurdin M Top. Hu ah aha. Mungkin aku yang terlalu curiga atau kegeeran. Entahlah. Menurutku Mr.Hacker ini adalah manusia terbodoh yang pernah kutemui. Kenapa waktu nge-hack nggak langsung ganti email? Kalo udah gitu, aku mungkin nggak bisa login dan klarifikasi. Kani bilang ini bisa jadi inspirasiku untuk melanjutkan berkarya. Boro-boro inspirasi. Untuk ngilangin syok, aku malah tidur lagi.

Aku tidak bermaksud ingin membuat dia mengakui. Yang jelas, mudah-mudahan dia sadar dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Mudah-mudahan Mr. Hacker tahu kalo dirinya meresahkan semua orang. (fiuh.. sedikit lega sehabis menulis ini)

Tips untuk kalian : Gunakan pesbuk seperlunya. Waspadalah terhadap dia yang ada di sekitarmu, yang dari kepalanya menyembul antena. Dia teroris. Siapa tahu. Bacalah. Betapa menderitanya pesbuk karena sikap manusia. Bacalah Catatan Fasha Rouf, penulis muda Komunitas Sastra Cianjur, yang berbicara lebih kompleks tentang lirih air mata seorang pesbuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun