Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Jangan Main Hakim Sendiri Saat Bulan Ramadhan

12 Maret 2024   17:42 Diperbarui: 12 Maret 2024   17:49 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa dekade  lalu, mungkin kita mendapati sebuah ormas dengan berani melakukan pengrusakan pada warung dan restoran yang buka pada waktu siang hari pada bulan ramadhan. Selama beberapa waktu tindakan mereka ini  tidak dilarang oleh aparat keamanan, namun di media-media sejumlah masyarakat memprotes perusakan itu.

Seperti yang penulis ketahui sendiri. Mereka pernah terlihat merusak sebuah restoran yang cukup besar di daerah kebayoran baru. Alasan mereka karena restoran itu buka pada siang hari ketika bulan ramadhan. Di lain kesempatan berbeda, ormas yang sama melakukan pengrusakan di sebuah cafe. Mereka memecahkan peralatan cafe yang mahal dan melarang mereka melayani tamu. Alasannuya, mereka menjual minum-minuman keras pada saat umat muslim menjalani ibadah puasa.

Selama beberapa waktu memang tidak ada tindakan dari aparat, namun media sibuk membahasnya. Mereka menyoroti bahwa tindakan pengrusakan itu cenderung melanggar ketentuan dan mengarah ke hal kriminal. Sehingga kemudian aparat turun tangan dan melarang mereka untuk melakukan "sweeping" .

Sebaliknya tindakan pelarangan kemudian dilakukan oleh pemda masing-masing dalam hal ini satpol pp. Mereka memang menangani dengan lebih baik dibanding ormas tadi. Tapi tetap saja diwarnai protes oleh beberapa pihak karena dinilai tidak atau kurang menghargai para pihak atau orang yang tidak berpuasa. 

Sebagian menilai bahwa razia warung atau tempat makan oleh aparat resmi sekalipun sejatinya adalah penghakiman kepada orang-orang yang tidak puasa. Seperti yang kita ketahui, seseorang tidak berpuasa karena beberapa sebab, diantaranya karena seorang muslim yang berhalangan, seorng non muslim, atau hal lainnya.

Jika kita tilik, razia atau keharusan semua pihak untuk tidak berjualan atau tdak melayani konsumen dalam hal ini kuliner sejatinya adalah bentuk intoleransi kepada pihak lain yang berbeda. 

Negara kita yang berlandaskan pada Pancasila selalu mencakup perbedaan (diversity) yang memang sudah menjadi takdir kita yang seharusnya juga menghargai pihak-pihak yang berbeda. Non muslim atau aliran yang berbeda adalah salah satu pihak yang berbeda yang harus kita hormati itu. Mereka juga berhak makan dan minum danorang lain tidak berhak untuk mengabaikannya dengan merusak. Toh, banyak dari warung atau restoran itu yang menutup sebagian warungnya dengan kain atau kelambu, agar tidak terlihat dari luar.

Dalam konteks Ramadhan, umat Muslim diperintahkan untuk memerangi segala bentuk kejahatan dan mengembangkan sikap yang lebih toleran, penuh kasih, dan memaafkan. Puasa tidak hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga dari segala bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan kemanusiaan.

Mari kita bersama-sama  belajar bertoleransi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun