Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Harmoni dalam Berdemokrasi

10 Februari 2024   17:46 Diperbarui: 10 Februari 2024   18:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun ini, kita bertemu dengan beberapa bulan, di mana di dalamnya kita merayakan perayaan hari suci untuk beberapa agama. Pada bulan ini (februari) kita merayakan dua perayaan keagamaan yaitu Isra Miraj buat umat Islam (8/2/2024) dan Tahun Baru Imlek pada hari Sabtu (10/2/2024) . Sebenarnya imlek bukan hanya masalah keagamaan saja tetapi juga budaya dimana imlek merupakan hari penting bagi warga Indonesia keturunan Tionghoa.

Pada bulan maret ada tiga agenda keagamaan yaitu hari raya nyepi bagi umat Hindu, awal puasa bagi umat muslim dan rangkaian paskah bagi umat kristiani. Rangkaian dua bulan itu saja menunjukkan betapa kita sangat beragam. Kondisi itu menyebabkan kita harus senantiasa saling menghargai.

Hal lain yang penting adalah pada bulan Februari, kita menjalani pesta demokrasi berupa pemilihan umum.   Pemilihan umum kali ini memang agak berbeda dengan pemilihan umum sebelumnya. Jika pada pemilu sebelumnya suasana Indonesia dikacaukan dengan politik identitas yang menyebabkan keterbelahan sementara pada rakyat Indonesia, maka pada pemilu kali ini kita dikacaukan dengan berbagai isu yang berkembang yang terkait dengan pilihan politik dan orang-orangnya yang sebagian ada di partai dan pemerintahan.

Mereka saling sering, saling menjatuhkan dan beberapa terjebak pada ujaran kebencian, hanya untuk menonjolkan calon yang dijagoinya. Kelompoknya juga begitu. Mereka berlomba-lomba menjagokan dan tanpa sadar merusak harmoni kebangsaan yang ada , di ranah-ranah digital.

Sebagai negara yang besar dan dihargai oleh banyak negara (karena dinilai berhasil mengelola bangsa meski punya perbedaan yang kompleks) kita harus tetap menjaga harmoni dalam kebangsaan kita. Jangan sampai nafsu kuasa (menjadi pemimpin dll) membuat harmoni kebangsaan itu terkoyak.

Sebagai warga di negara demokrasi yang besar dan disegani, kita harus  menghargai berbagai perbedaan itu, baik perbedaan agama atau-pun perbedaan pilihan politik. Seperti kita menghargai keberadaan manusia lain.

Mengapa? manusia dalam banyak hal diciptakan berbeda dan secara orientasi pasti perbedaan itu sebagai bagian dari nilai esensial dari jati-diri kita sebagai manusia yang majemuk.

Perbedaan agama telah menjadi sunnatullah. Sebagaimana, perayaan Isra' Mi'raj dan Imlek di bulan yang sama dengan waktu yang berdekatan. Ini menjadi sinyal penting kita dalam merayakan toleransi dalam beragama sekaligus merayakan toleransi dalam perbedaan sikap politik kenegaraan dalam pemilu.

                  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun