Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilu Jangan Membelah Bangsa

19 April 2019   10:00 Diperbarui: 19 April 2019   10:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin dari kita tahu sejarah negara Kamboja dan Thailand. Kamboja yang semula berbentuk kerajaan kini berubah menjadi negara republic demokratik. Sejarah pemilihan pemimpinpun diwarnai dengan pertumpahan darah yang tidak sedikit. 

Norodom Sihanouk sejatinya adalah anak raja dan memerintah Kamboja. Lalu dia membentuk partai dan menjadi perdana menteri sejak tahun 1955 -- 1970. Negara ini sempat diperintah oleh Perancis dan banyak dipengaruhi olehnya.

Pada tahun 1970 dia dilengserkan oleh lawan politiknya dan melarikan diri ke Tiongkok. Lawan politiknya membentuk republic Khmer. Norodom sempat kembali ke Kamboja dan mendirikan Partai  setekah itu Vietnam masuk untuk membantu pertikaian di Kamboja.

Begitu seterusnya hingga pada tahun 1990, terbentuk Dewan Nasional Tertinggi Kamboja (DNT) yang bertugas untuk memperjuangkan kedaulatan Kamboja. Saat itu Sihanouk menjadi Presiden. Pada tahun 1991  perjanjian damai ditandatangani dan Otoritas Transisional PBB dibentuk dan mereka mengadakan pemilihan umum pada tahun 1993. 

Sihanouk kembali memimpin dan kembali menjadi raja. Pada tahun 2004 turun tahta dan diganti oleh putranya. Politik Kamboja penuh dengan gejolak dan berkali-kali melakukan pergantian pemimpin sehingga pembangunan dan pertumbuhan ekonominya tak bisa sedahsyat negara lain seperti Malaysia dan Vietnam.

Begitu juga dengan Thailand. Negara berbentuk kerajaan ini, kepala pemerintahannya adalah seorang perdana menteri. Mungkin diantara kita pernah mendengar PM Thaksin Sinawatra yang pernah memimoin Thailanda dalam tiga periode terpisah. Masa pemerintahan Thaksin berakhir ketika dia digulingkan. Thaksin sempat disebut sebagai dictator oleh masyarakat Internasional.

Begitu juga dengan adik Thaksin yaitu  Yinluck Sinawatra yang menjadi Perdana Menteri Thailand pada tahun 2011- 2014. Yinluck dicabut kekuasaannya pada tahun 2014 sejak 2011. Dia digulingkan dan beberapa stafnya diadii karena ditengarai menyalahgunakan kewenangan.

Begitulah dunia politik di sekitar Asean. Jika lebih luas lagi kita akan bertemu dengan pertikaian karena kekuasaan politik, dan tak jarang menghasilkan perpecahan di tingkat bangsa. Beberapa contoh kita bisa liat misalnya Unisovyet dan beberapa negara di Afrika.

Karena itu, pemilu yang terlampaui beberapa hari lalu seharusnya bisa lebih mempersatukan kita sebagai bangsa. Jangan sampai membuat kita terpecah belah. Pemimpin terpilih adalah pemimpin yang dipercaya oleh sebagaian besar rakyat. Karena itu kita harus legowo / ikhlas menerima pilihan sebagaian besar masyarakat itu. Pemilu adalah bagian dari demokrasi.

Dan demokrasi itu untuk kebaikan politik kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun