Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah di depan mata, semua industri memiliki cara masing-masing untuk menyambut perdagangan bebas ini. Salah satunya para penambak Udang Vannamei yang prakarsai oleh PT CP Prima Tbk yang mengembangkan program Rumah Tangga Vannamei (RtVe), yaitu program pembuatan tambak skala rumah tangga yang tidak memerlukan lahan luas. Tambak ini pun bisa dibuat di dekat rumah namun panen yang dihasilkan sangat baik.
GM Technical Partner Kampung Vannamei (KaVe) Surabaya CP Prima, Nonot Tri Waluyo mengatakan CP Prima telah mengembangkan program KaVe atau tambak udang yang berskala besar di berbagai daerah dan program RtVe dimulai di Bangkalan Madura pada 2011.
"Untuk skala rumah tangga ini awalnya dikembangkan di Bangkalan, kemudian kini sudah merambah ke Lamongan, Gresik, Pacitan, Trenggalek dan daerah di Jawa Tengah," katanya.
Dia mengatakan budidaya udang yang semakin menggeliat di beberapa daerah potensi tambak mengakibatkan berkurangnya lahan. Untuk itu, pengembangan tambak kini sudah bisa dilakukan dengan skala kecil atau rumah tangga karena keterbatasan lahan.
"Sekarang pekarangan rumah sekarang sudah bisa jadi tambak, apapun bisa menjadi area tambak meski luasnya kecil," katanya.
Adapun kelebihan budidaya tambak vannamei dengan model RtVe yakni biaya murah, mudah dicontoh karena bahan pembuatan tambak mudah didapat sepertu bambu dan terpal, serta produktivitas undang yang tinggi yakni 15-30 ton/ha.
Dia menambahkan melalui program KaVe dan RtVe yang gencar tersebut diharapkan mampu berkontribusi terhadap permintaan pakan udang produksi CP Prima ke depan. Dengan demikian, program ini sangat membantu para penambak udang yang tidak memiliki lahan. Selain itu, pembinaan yang dilakukan CP Prima mambantu para penambak agar menghasilkan panen yang maksimal. Terlebih lagi, saat ini permintaan udang di dunia kian meningkat, terutama di negara-negara Eropa dan Amerika.
Kini, dengan program RtVe, para penambak Udang Vannamei siap menghadapi MEA dan bahkan bisa membantu menjadikan Indonesia menjadi negara pengekspor udang terbesar di dunia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H