Bali sudah menjadi tujuan wisata bagi para pelancong sejak puluhan tahun silam. Pulau yang berada di timur Pulau Jawa tersebut sudah lebih terkenal daripada Kota Jakarta yang menjadi Ibukota Indonesia. Beragam atraksi wisata dapat ditemui di Bali, mulai dari wisata alam, wisata budaya, sampai wisata minat khusus lainnya. Tak mengherankan Bali menjadi primadona wisata Indonesia.
Pantai di Bali adalah salah satu destinasi wisata yang pasti dikunjungi oleh pelancong yang menyinggahi Bali. Keindahan lautannya seolah dapat menyihir siapa saja yang datang. Terlebih banyak kegiatan yang bisa dilakukan di pantai di Pulau Bali. Baik hanya sekedar berjemur di pinggir pantai sampai berwisata ke tengah lautan.
Salah satu destinasi wisata yang tidak boleh ketinggalan untuk dilewati saat berkunjung ke Bali yaitu melihat lumba-lumba di Pantai Lovina Bali. Pertunjukan lumba-lumba yang satu ini berbeda daripada lainnya karena tidak dilakukan di dalam kolam sirkus tetapi di habitat aslinya yaitu lautan.
Lumba-lumba merupakan mamalia yang hidup di air. Dikarenakan lumba-lumba bernafas menggunakan paru-paru maka perlu untuk mengambil udara, sehingga terkadang mereka menampakkan diri di atas permukaan air sambil melompat-lompat. Hal tersebut yang dimanfaatkan sebagai atraksi di Pantai Lovina.
Untuk dapat melihat atraksi tersebut, wisatawan diajak ke tengah laut yang berjarak beberapa ratus meter dari bibir pantai menggunakan kapal bermesin. Wisatawan hanya bisa menikmati atraksi ini di pagi hari sekitar jam 6-9 pagi karena saat itulah lumba-lumba muncul ke permukaan.
Tentu atraksi tersebut sangat menarik wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara. Sampai-sampai banyak pemilik kapal menyewakan kapalnya untuk wisatawan. Walaupun pada hari biasa hanya akan ada beberapa jadwal pelayaran saja, tetapi saat musim liburan akan ada lebih dari 100 pelayaran setiap harinya dari Pantai Lovina.
Perasaan riang gembira pasti dirasakan siapa saja yang datang melihat lumba-lumba yang berkelompok dan melompt-lompat seolah mencari perhatian dari wisatawan. Akan tetapi, pernahkan kita memikirkan bagaimana perasaan dari lumba-lumba? Apakah mereka merasakan hal yang sama?
Bagi mamalia laut seperti lumba-lumba, gelombang suara menjadi cara mereka untuk bertahan hidup. Dengan suara mereka berkomunikasi, menentukan jarak, dan bahkan untuk mencari makanan. Suara-suara asing dari gemuruh kapal mesin yang berlayar dan juga suara manusia dapat mempengaruhi komunikasi dari lumba-lumba.
Dibalik kesenangan dari para pengunjung yang datang, ternyata ada rasa duka yang dirasakan oleh lumba-lumba. Mungkin itu bisa menggambarkan apa yang dialami oleh mamalia laut yang berada di Pantai Lovina tersebut. Kapal bermesin yang membawa pengunjung berlayar di Pantai Lovina  selain menimbulkan polusi air tetapi juga polusi suara.
Akibat polusi suara tersebut tidak jarang hewan lumba-lumba terganggu pendengarannya seperti terluka pada bagian telinga dan bahkan mengalami ketulian. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Lumba-lumba bisa kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi yang menyebabkan mereka kesulitan untuk mencari makanan, mencari pasangan, bahkan bisa sampai terpisah dari kelompok mereka.
Kebisingan yang terjadi di lautan memang tidak bisa dirasakan oleh telingga manusia, tetapi sangat berakibat fatal bagi mamalia laut. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh  Ogasawara Whale Watching Association dan Hokkaido University di Jepang melihat perubahan perilaku pada paus saat suara sekitaranya menjadi bising akibat aktifitas pelayaran.