“ Kehidupan Mahasiswa Pada Bulan Ramadhan Tanpa Kebersamaan Keluarga”
Bulan ramadhan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam dan paling di nanti-nantikan kedatangannya. Pada bulan ini, kaum muslimin diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Tak terlepas dari kegiatan sehari-sehari, pada bulan ramadhan para umat Islam tetap beraktivitas seperti biasa seperti bekerja ataupun kuliah bagi mahasiswa.
Menjadi seorang mahasiswa terkadang membawa banyak perubahan, termasuk dalam menjalani ibadah ramadhan. Dimana beberapa mahasiswa mayoritas berasal dari daerah yang berbeda dari asal kampungnya demi mengejar pendidikan di universitas impiannya. Hal ini yang menjadikan bulan ramadhan bagi para mahasiswa sedikit banyak terjadi perubahan ataupun hilang. Beberapa hal yang mungkin hilang saat Ramadhan ketika sudah beranjak menjadi mahasiswa di antaranya :
- Kebersamaan dengan keluarga. Kebersamaan dengan keluarga adalah suatu hal yang sudah lazim dialami oleh mahasiswa rantauan karena jauh dengan keluarga. Dimana ketika masih di kampung halaman, kita bisa memiliki waktu lebih banyak dengan keluarga dan menjalankan ibadah Ramadhan seperti sahur dan berbuka puasa bersama keluarga. Tetapi kerbersamaan yang hangat ini seketika terasa momen yang paling di rindukan oleh para mahasiswa yang jauh dengan keluarga. Mahasiswa rantuan di tuntut untuk hidup mandiri menjalani kegiatan sehari-sehari terutama pada bulan Ramadhan.
- Semangat untuk menjalakan ibadah di bulan Ramadhan. Sudah menjadi hal wajar apabila ketika kita jauh dengan keluarga semangat untuk menjalankan ibadah Ramadhan berkurang. Yang mana saat kita berada di kampung halaman masih bisa bersama-sama menjalankan ibadah Ramadhan seperti sahur, berbuka puasa, ngabuburit, shalat tarawih dll. Berbeda ketika saat kita berada di kost, kita harus melaksanakan ibadah Ramadhan seorang diri. Walaupun ada teman kost tetapi rasa kebersamaan bersama keluarga tidak akan tergantikan kehangatannya.
- Suasana kampung halaman. Suasana kampung halaman menjadi salah satu bagian yang sangat dirindukan oleh mahasiswa. Bagi mahasiswa dari luar daerah, Ramadhan di perantuan mungkin terasa berbeda dengan di kampung halaman. Dimana saat di kampung halaman kita bisa mengikuti kegiatan yang penuh dengan kemeriahan seperti tarawih keliling, tadarus bersama, takbir keliling dll yang sulit ditemukan di kota perantuan.
Meskipun tantangan ini dapat dirasakan oleh mahasiswa sebagai kehilangan, tetapi banyak juga mahasiswa yang menemukan kesempatan berkembang secara spiritual atau sosial selama Ramadhan di rantauan. Hal ini dapat menjadikan proses adaptasi dan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan yang nantinya mahasiswa dapat menjadi orang yang dewasa dan mandiri. Dan dibalik itu semua, pada bulan Ramadhan ini dapat meberikan makna tersendiri bahwa kebersamaan bersama keluarga merupakan suatu yang sangat berharga dan perlu di syukuri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H