sumber foto penulis165.esq-news.com
Subuh adalah hati yang damai. Ada dzikir dari dedaun yang menggeliat, ada reranting yang meregang, dan bunga yang menyemai. Inilah karunia, aku bertemu dengan pagi sekali lagi.
Mimpi semalam adalah lelucon. Aku menjadi nyonya wali kota. Hahahaa. Hal inilah yang kerap kali kukatakan kepada mereka. Yang mereka bilang, "Kau terlalu konyol jadi perempuan." Biar saja, toh hidup tidak selalu menjadi super hero yang terlihat cool.
Sekali lagi usai doa-doa aku pinta. Siapa sangka kalau nantinya Allah memeluk mimipi semalam. Ini sudah pagi ke berapa? Entahlah. Ritual pagiku selalu berganti. Dulu usai solat subuh, aku membuka jendela kamar. Merasi wangi pagi yang malu-malu. Lalu ada imajinasi yang menyelinap pikir, itulah ide cerita. Atau ketika kampus adalah tujuan, ritual pagi selalu dengan antre kamar mandi. Sekarang ketika sekolah dan mereka adalah tujuan ritual pagi adalah dengan cepat-cepat mandi siapkan senyuman.
Tentang pagi untuk kelak, aku juga punya impian. Pagiku akan selalu banyak cinta lebih dari pagiku yang sekarang. Aku akan mengucap cinta untuknya. Lalu kecupan adalah hadiah istemewa, sedangkan sarapan pagi adalah perayaan pagi yang menjadi penguat kasih sayang. Semoga. Hanya Allah tempat saya meitipkan impian, cinta, dan cita-cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H