Kehidupan terus bergulir tanpa bisa menahan waktu sedetikpun, sehingga setiap orang berusaha melewatinya dengan rasa bahagia. Keinginan selalu bahagia sangat alami karena hampir semua orang tidak bersedia ambil pilihan sedih, kecuali terpaksa menjalani.
Upaya mendapatkan kebahagiaan sangat beragam dari masing-masing orang-orang karena indikatornya berbeda. Ada orang yang bahagia karena banyaknya harta, sebaliknya ada yang hanya dengan membuat karya, hidupnya serasa mendapat mukjizat.
Ada juga yang bertagline "Kunci hidup bahagia adalah sehat". Biasanya, mereka yang menganut ini adalah orang yang pernah didera sakit hingga menurutnya sehat itu adalah segalanya, bisa jadi melebihi uang dan kekayaan lainnya.
Ada benarnya karena ketika seseorang sakit, maka tidak bisa merasakan harta berlimpah yang dimiliki. Jangankan merasa enak naik mobil keluaran tahun terbaru atau dikabari bahwa bunga deposito simpanannya melonjak, sekadar merasakan sejuknya air minum saja tidak mampu.
Orang sakit tidak peduli lagi dengan penampilan yang biasanya baju bermerk internasional, asesoris mewah dari Paris, karena berbaring saja badannya merasakan ngilu, duduk tidak mampu. Mobilitas serba salah bila badan sakit semua.
Inilah sebagian alasan yang kemudian melahirkan tagline dengan makna sehat itu segalanya dalam hidup, tidak ada yang mengalahkan meski punya suami, istri atau keluarga berprofesi dokter spesialis sekalipun, orang memilih sehat.
Kebanyakan orang lagi, yang kondisinya sehat, rutin cek kesehatan, keinginan mereka selanjutnya adalah panjang usia. Bahagia menyaksikan anak-anak memberinya cucu, semula hanya berdua dengan pasangan kini bertambah banyak anggota keluarganya.
Panjang usia juga menjadi dambaan bukan hanya lansia, tetapi anak cucu terhadap kakek neneknya. Sebuah keluarga besar akan tetap 'bernyawa' bila masih ada tetua yang hidup karena dirasakan saat berkumpul misalnya suasana Hari Raya keagamaan.
Impian setiap orang tersebut di atas dapat diwujudkan berhati-hati dalam urusan makanan. Untuk zaman sekarang, bukan hanya pada makanannya tetapi perhatian terhadap bahan kemasannya karena bisa jadi sebuah rutinitas mengemas makanan.
Hindari kemasan makanan yang memicu gangguan kesehatan. Alih-alih sudah memilih jenis makanan sehat tetapi bila dikemas dengan bungkus dari bahan berbahaya maka sama saja gali masalah sendiri dengan perlahan tapi pasti.