Mohon tunggu...
Kartika Catur Pelita
Kartika Catur Pelita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis 700-an cerpen. 150 cerpen dimuat 70-an media, di antaranya: Suara Merdeka, Suara Pembaruan, Nova, Kartini, Republika, Bangka Pos, Solopos, Media Indonesia, Kompas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi. Cerpen terpilih di antologi cerpen JOGLO 11 dan 12(Taman Budaya Jawa Tengah, 2011, 2012), antologi 15 Cerpen Inspiratif 2011, 'Membunuh Impian" Annida Online, antologi puisi "Sebatang Rusuk" (Samudra), antologi puisi dwibahasa "Flows into tehe Sink into the Gutter", 126 Penyair(Shell). Buku solo: novel Perjaka, kumcer Balada Orang-Orang Tercinta, Perempuan yang Ngidam Buah Nangka, novel Karimunjawa Love Story. Founder komunitas Akademi Menulis Jepara(AMJ).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cinta Sejenis, Cinta Terlarang, Cinta Terkutuk: Balada Orang-orang Tercinta

21 Juni 2016   22:47 Diperbarui: 21 Juni 2016   23:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Kumfiksi Balada Orang-orang Tercinta karya Kartika Catur Pelita

PELECEHAN SEKS  yang dialami Ve pada usia pra remaja, menorehkan trauma di jiwa. Pada alam bawah sadarnya, ternguar aroma kebenciannya pada sosok  berjenis kelamin lelaki-yang mengingatkannya pada paman yang merenggut keperawanannya. Manivestasinya, Ve menumbuhkan rasa cintanya pada Aida. Hubungan sejenis pun manis, sayang berakhir gerimis  tangis, saat Aida memlih menerima lamaran Mas Seto. Ve sangat membenci Aida. Tak sudi datang di hari pernikahan Aida. Bertahun-tahun mereka pun terpisah jarak dan waktu. Hingga tiba-tiba Ve muncul, padahal Aida tengah debar-debar bahagia, mengandung anak pertama. Mengapa Ve datang menggodanya lagi? Apa yang mesti dilakukan Aida? Antara mantan kekasih dan suami, alangkah takutnya Aida, jika Mas Seto mengetahui sejarah suramnya di masa lalu?  

Nukilan di atas adalah sinopsis cerpen "Semusim Bunga Merah,".

Ibuku pembuat kue cucur terlezat di dunia. Kue cucur Ibu sangat enak dan lezat. Ayah rela meninggalkan keluarga besarnya demi Ibu. Sayang, karena Ibu hanya bisa 'memberi' anak perempuan, Ayah memilih mengultimatum Ibu. Seandainya dikau menjalani takdir Ibu, apa yang kau lakukan? Memilih dimadu atau bersetia pada nurani?

"Dengan siapa Ibu hamil?"

Demi Tuhan, siapa lelaki bejat di luaran yang tega menoreh arang di kening keperempuan nan berstatus janda? Ibuku pembuat kue cucur terlezat di dunia, tega berkhianat?  Cerpen "Cucur" 

Kartika Catur Pelita(red-penulis) mengisahkan dengan rasa haru cerpen yang pernah dimuat di  rubrik cerpen Minggu Pagi. Dalam buku ini, cerpen Cucur hadir dalam versi asli, sebelum mengalami revisi untuk dimuat di media koran cetak. Lebih berani dan menggoda.

Cerpen "Balada Orang-orang Tercinta", yang dijadikan judul buku, berkisah tentang pergulatan batin Zahra, anak perempuan, 14 tahun yang menjadi saksi hidup tragedi tsunami Aceh 2016. Zahra, yang kehilangan orang-orang yang dicintainya. Zahra yang merindukan Abi- sopir labi-labi, Mak-jualan di Pasar Meaulaboh, adik kembar-Fadli dan Fadlan yang bengal namun sangat dicintainya. Duhai, mengapa orang-orang gila itu melarang Zahra untuk bersua dengan orang-orang tercinta? 

Cerpen "Watu Kucing"  menterakan mitos.   "Penduduk di desaku, desa kecil di kaki Gunung Muria, meyakini jika Watu Kucing, bukit nan berbentuk serupa kucing, pada malam-malam tertentu berubah wujud menjadi siluman kucing, dan berkeliaran mencari mangsa, menyetubuhi perempuan hamil. Aku menolak mitos itu. Namun pada malam terkutuk, sungguh aku telah melihat siluman kucing itu menggagahi istriku, dan Larsih tersenyum paus. 'Pus-pus-pus...puas-puas-puas.' "

Apa   yang kaulakukan jika istrimu yang tengah hamil-bersetubuh dengan binatang jalang?

Watu Kucing, cerpen yang sempat menghebohkan saat tahun 2012, cerpen tersebut terpilih dalam antologi cerpen Joglo, Taman Budaya Jawa Tengah(TBJT), dan saya diundang untuk membacakan nukilannya. Bedebah. Bangsat! Kakeane!

15 CERPEN BERAGAM GENRE DAN TEKNIS MENULIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun