Dalam era Pendidikan yang semakin berkembang, peran guru telah berevolusi menjadi lebih dari sekedar penyampai materi. Guru kini berperan sebagai sumber pembelajaran yang merancang pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar unik setiap siswa. Keberagaman gaya belajar siswa menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif.
Pentingnya peran guru dalam mengoptimalkan potensi belajar siswa
Ki hajar dewantara berpandangan bahwa guru berperan sebagai pamong yang membimbing dan menuntun siswa untuk mencapai potensi penuhnya. Disini guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga mampu mengoptimalkan potensi setiap siswa.
Berbeda dengan pendidikan zaman dahulu, dimana guru menyampaikan materi hanya dengan satu gaya belajar saja, dan hal itu memungkinkan materi tidak tetsampaikan dengan baik ke seluruh anak. Maka dari itu pada zaman sekarang, guru dituntut untuk bisa lebih kreatif dan inovatif dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif.
Dalam kelas yang heterogen, setiap siswa memiliki gaya belajar, minat, dan kecepatan belajar yang berbeda-beda seperti visual, auditori, kinestetik, atau bisa juga kombinasi dari ketiganya. Guru yang efektif dapat mengenali dan menyesuaikan gaya belajar dan keberagaman ini. Dengan demikian, guru dapat menyajikan pembelajaran dengan cara yang paling mudah dimengerti siswa agar setiap siswa dapat belajar secara optimal dan mencapai potensi maksimalnya masing-masing.
Mengenali gaya belajar siswa
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru perlu memahami gaya belajar setiap siswa. Guru bisa melakukan observasi atau mengidentifikasi langsung gaya belajar yang dominan dengan menyajikan materi pembelajaran yang paling sesuai bagi setiap individu. Selain melakukan observasi secara langsung, guru juga dapat memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang cara belajar siswa yang paling efektif untuk maisng-masing anak.
Guru juga bisa memberikan tugas proyek yang memungkinkan siswa untuk menunjukan cara belajar mereka. Disamping itu guru juga bisa melihat siswa dari hasil belajar siswa, seperti contoh siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung membuat catatan yang rapi dan banyak menggunakan diagram, sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih suka melakukan eksperimen atau praktikum. Dengan upaya diatas ini dapat memungkinkan siswa untuk belajar dengan lebih optimal dan mencapai potensi maksimalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H