No peserta 175 (fan fict kolaborasi)
Alfigenk Ansyarullah + Kartika Maulida Imansari
___
Sebuah surat tanpa nama, bersampul biasa, sepertinya dari sebuah tempat yang jauh, menjadi perhatianku.
Jarang atau hampir tak pernah ada surat untukku. Hanya berbagai hadiah yang sering datang ke alamat manajemenku. Beribu komentar di web pribadiku, di twitter dan facebook.
“tak ada salahnya fans loe kirim surat ma loe Ralisa, loe bawa pulang aja itu surat, trus loe baca dirumah dalam kamarmu” kata manajerku kepadaku, Surat adalah hal yang romantis dan misterius manajerku menambahkan kembali.
Dirumah, sebelum aku tidur, aku baca surat itu
¯¯¯¯¯¯¯
“Aku hanya memandangmu lewat layar-layar tak nyata....
Disini udara begitu sejuk, membuat asumsi kita menjadi lebih jernih akan hal-hal yang kita sembunyikan. Atau hal-hal yang kita selalu berpura-pura, entah apa yang ada pada dirimu sebenarnya. aku menyukai senyummu, cantikmu, kamu Seperti melati, bunga yang semerbak wanginya disiang dan malam hari”.
Surat ini membuatku tersenyum, merayuku dan indah, aku menyimpannya dalam laci disamping ranjangku.
Satu bulan kemudian, sebuah surat kembali diletakkan kembali di kamarku.
“surat itu sudah tiga hari sampai disini” kata manajerku.
“terima kasih, gue akan segera membacanya”
“tumben loe kelihatan seneng”
Aku tak menjawab celotehan manajerku
“Apa kabar gadis yang cantik?...
Entah kenapa kamu begitu menawan...seelok bidadari yang tercipta di dunia..begitulah umpama para pujangga untuk memuji setiap wanita yang disukainya.
Diantara hari-hariku, aku coba menulis sedikit kalimat... sekedar memberi kabar, bahwa aku memperhatikanmu...
apakah aku terlalu percaya diri?.. aku tak pernah berpikir untuk menjawabnya, karena aku tak pernah menanyakan hal itu kepada diriku sendiri”
aku suka kata-katanya, entah siapa yang mengirim surat ini. Aku bertanya kepada kepada manajerku tentang surat itu, manajerku mengaku tidak tahu, dia tidak mau tambah pusing dengan urusan surat entah berantah itu
“jabwal kamu padat, gue pusing ngaturnya, gue tak mau tambah pusing dengan surat entah berantah itu, syuting film loe dua minggu lagi, loe juga ada wawancara dua hari lagi dengan majalah tempo”
“kaya politik aja ke majalah tempo”
“ahh mana gue tahu, yang penting ada pesenan dari sponsor, loe harus cerita tentang film terbaru loe”
Sebuah messege dari managerku masuk ke handphoneku, ada surat lagi yang datang untukku, aku segera membalas agar menyimpannya dan akan aku ambil dua hari lagi ketika aku pulang ke jakarta. Ini bulan ketika dia mengirim surat untukku.
¯¯¯¯¯¯¯
Tanpa disadari, pelangi muncul diantara mega-mega langit ,,,
Entah apa yang kamu rasakan..ketika kamu bersedih dan menangis disana..cahayamu meredup..ohh apa gerangan yang membuatmu luruh...
aku mencarimu di segala arah.. sepertinya dirimu selalu seseorang yang aku sayangi..semua itu tanpa disadari..seperti pelangi itu..
kamu tahu, seolah peranmu itu adalah nyata..
aku tertawa dan senang sekali, isi surat ini sepertinya mengapresiasi peranku di film terbaruku yang baru launching. Aku akan menyimpannya.
Dua bulan kemudian Surat ke 4 datang...¯¯¯¯¯¯¯
Kamu terlihat tersenyum dan tertawa....
....apa ada yang bisa kamu katakan untukku? .. apakah kamu mau membalas suratku ini..aku cukup bodoh berharap jika suratku sampai kepadamu dan kamu baca...
Sebuah liric lagu yang paling aku suka dari sebuah lagu terkenal...yang selalu aku nyayikan...
Suddenly, I'm not half to man I used to be,
There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly.
Semua begitu tiba-tiba..tapi berbahagia lah...jika kamu tiba-tiba menemukan sebuah tawa dan senyuman atas dirimu sendiri..
Mungkin kamu tahu Bee Gees...ketika aku pulang ke kampung halaman dan berharap semua kebahagiaan bisa aku dapatkan,
Feel I'm goin back to massachusetts,
Somethings telling me I must go home.
And the lights all went out in massachusetts
The day I left her standing on her own
Aku juga merindukan rumahku dulu...Jika kamu tidak keberatan, boleh aku membacakan sebuah lirik yang puitis dari Sir Paul Mccartney
For so long I was out in the cold,
and I taught myself to believe every story I told.
It was fun hanging onto the moon, heading into the sun,
but it's been too long. Now I wanna come home.
Came so close to the edge of defeat.
But I made my way in the shade, keeping out of the heat.
It was fun shooting out of the stars, looking into the sun,
but it's been too long. Now I wanna come home.