Mohon tunggu...
Kartika Maulida Imansari
Kartika Maulida Imansari Mohon Tunggu... -

seorang radiografer muda yang bekerja di salah satu RSUD Kalimantan Selatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita Bermukena Cokelat

3 Juli 2012   06:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ya… itu dia” Ucap seorang pria seraya melihat wanita bermukena cokelat.

“Dialah kekasih hatiku yang dulu pergi, aku merindukannya…” Gumam sang pria, yang bernama Bayu.

Pria tersebut buru-buru mengejar ke arah wanita tersebut, namun sang wanita itu telah hilang dari pandangan mata.

Besok malamnya, taraweh dilaksanakan lagi, Bayu kembali lagi ke mesjid yang sama untuk melaksanakan shalat sunnat taraweh dan ingin bertemu sang wanita.

Tiba saat selesai melaksanakan shalat sunnah taraweh, Bayu kembali lagi menunggu di pintu depan, akhirnya keinginan Bayu utnuk menemui wanita itu-pun tercapai, meraka bisa bertemu dan bertatap muka. Bayu menatap lekat kepada wanita bermukena cokelat itu.

“Hai.. Assalammu’alaikum” Sapa Bayu

“Hai juga.. Wa’alaikumsalam” sahut sang wanita dengan agak kaku, maklum mereka sudah 5 tahun tidak bertemu dan bertegur sapa.

“Apa kabarmu Vika?” Tanya Bayu memlontarkan pertanyaan kepada wanita itu

“Alhamdulillah, Khairan bik, kamu apa kabarnya, Yu?” Jawab Vika smbil melontarkan pertanyaan yang sama.

“Alhamdulillah, aku juga baik, seprti yang kamu lihat sekarang” Kata Bayu

Mereka berjabat tangan, dan Vika berlalu sambil memberikan sebuah senyumnya yang termanis.

Besok malamnya lagi, mereka pun bertemu lagi, ke-kaku-an masih menyelimuti mereka berdua.

“Hai… Asslammu’alaikum” Kembali lagi Bayu menyapa lebih dahulu

“Hai… Wa’alaikumsalam. Kita bertemu lagi ya, hehe” Sahut Vika.

“Iya nih, jangan-jangan jodoh” Jawab Bayu.

Mereka berdua pun akhirnya sama-sama tertawa, ke-kaku-an yang tadi menyelimuti, kini telah mencair.

Setiap malam pun selama 30 hari mereka bertemu lagi setelah selesai shalat sunnah taraweh berjamaah tersebut. Pertemuan mereka bisa dikategorikan biasa saja, memang terasa istimewa, tapi... melihat status mereka yang sama-sama telah punya kekasih, maka Vika tidak berharap banyak kepada mantan kekasih SMA-nya itu, walau memang getaran merah jambu bintang-bintang amore menyelimuti hati Vika, begitu juga Bayu, namun mereka sama-sama tidak berani mengungkapkan.

Besok telah tiba hari raya idul fitri, semua warga muslim serak sorai menyambut kegembiraan pada malam ini, kumandang takbir bergema di seluruh pelosok kota Barabai, sebuah kota nan asri di daerah Kalimantan Selatan.

Tepat pada hari raya idul fitri, Vika pergi ke Kandangan, sekitar 30 KM dari wilayah Barabai, disini lah biasa Vika dan keluarga berkumpul, tapi suasanan tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebeumnya, karena tahun ini sang nenek tidak ada pada perayaan hari raya, sang nenek telah meninggal dunia 2 bulan sebelum Vika melaksanakan ceremonial wisuda pada bulan juli.

Hari pertama idul fitri telah berlalu, biasa dilakukan dengan kumpul bersama sanak family.

Hari kedua… “Tok.. tok… tok” terdengar ketukan pintu di rumah kandangan.

“Assalammu’alaikum” Suara seorang pria dari luar sana terdengar sampai ke kamar. Boro-boro Vika ke pintu depan, tak di sangka-tak diduga, ternyata tamu yang dating adalah Bayu dengan keluarganya.

Vika mempersilakan mereka semua masuk dan duduk di ruang tamu yang ada, dan sambil tersenyum, Vika pamit ke dapur untuk membikinkan minuman serta mengambil snack-cemilan yang bisa di santap oleh tamu-tamu yang datang.

Selang 5 menit, Vika kembali lagi ke ruang tamu dengan membawa nampan beisi es syrup dan beberapa cemilan.

“Ini minuman dan makanan ringannya, ayo Ibu, Bapak, Bayu… Silakan di santap” Kata Vika dengan ramah, seraya menyodorkan gelas dari nampan.

“Iya nak” sahut Ibundanya Bayu.

Di ruang tamu ini, Bunda dan Papa Vika pun turut serta dalam menjamu tamu yang dating itu.

Obrolan kecil mereka, di selingi tawa dan perbincangan pun mulai mengarah kea rah yang lebih serius.

“uhk” Bayu terbatuk

“Gini lho Vik, aku ke sini sama keluarga sebenarnya ada hal penting yang ingin aku utarakan” Kata Bayu

“Ada apa?” sahut Vika.

“Langsung aja… Saya pengen melamar kamu”

Sontak Vika kaget mendengar kata-kata Bayu tersebut, tak terasa manik bening terpancar dari kedua bola mata Vika, Vika benar-benar terharu.

“Kamu serius, Yu?” Jawab Vika

“Iya, aku benar-benar serius Vik” Sahut Bayu

“Lhoo.. tapi pacar kamu yang sekarang gimana?” Vika berkata

“Aku putuskan dia sekitar 1 bulan yang lalu, tepat dimana awal aku melihat kamu. Dari awal aku ketemu kamu lagi di mesjid agung, aku sudah berpikir untuk melanjutkan hubungan dengan kamu, Vik! Lalu beberapa malam setelahnya aku pun melakukan istiqharah untuk mengambil sebuah keputusan, dan keputusannya pun memang mengarah kepadamu” Bayu berseloroh.

Bunda Vika tersenyum mendengarnya

Kakak Vika berdehem-dehem

Dan Vika jadi ragu, dalam hati Vika berkata “Kekasih aku yang sekarang gimana ya?”

“tapi, Yu.. aku sekarang punya pacar, dan kamu tahu itu” sahut Vika

“Iya, aku tahu. Tapi kamu-pun mesti harus tahu, bahwa bulan Syawal ini bagus untuk melaksanakan walimah arsy, melakukan sebuah pernikahan, aku harap kamu bisa mempertimbangkan ini dengan baik, karena kesempatan yang sama belum tentu akan terulang dua kali” Jawab Bayu

Malamnya... Vika tidak bisa tidur memikirkan ajakan nikah dari mantan kekasihnya dahulu.

Besok pagi, Vika dan keluarga besar mengadakan diskusi ringan tentang hal ini.

“Jadi, gimana ni Bunda?” Tanya Vika

“Bunda  tidak memutuskan, silakn Vikaa pikir baik-baik dan matang” Sahut Bunda.

Keluarga yang lain-pun tidak egois untuk menurutkan kehendak mereka, semua keputusan tetap di tangan Vika, Vika lah yang menentukan, keluarga hanya memberikan saran dan masukan yang tentunya mengarah kepada hal yang terbaik untuk Vika.

“kamu pilih yang kamu suka, toh kalau kamu memang suka Bayu, kamu pilih Bayu, tapi kalau kamu suka Dhana-pacar kamu yang sekarang, kamu pilih yang sekarang aja deh” salah seorang keluarga pun ikut berbicara.

Vika masih belum bisa mengambil kesimpulan, karena tentunya Vika akan merasa tidak enak dengan Dhana dan keluarga Dhana , karena memang keluarga Dhana pun mengetahui hubungan mereka.

Shalat istiqharah pun dilakukan berkali-kali oleh Vika, dan diambil simpulan, bahwa Vika memilih Bayu.

Vika pun akhirnya menemui Dhana dan menjelaskan hal tersebut. Dhana dengan lapang dada menerima putusan Vika. Vika juga menemui keluarga Dhana, menyampaikan hal itu dan meminta ma’af agar tidak ada kesalahpahaman dan keburukan yang timbul suatu waktu natinya.

Kemudian… Setelah selesai urusan  dengan Dhana, Vika menemui Bayu dan menyampaikan bahwa Vika bersedia menikah dengan Bayu.

Tanggal 27 Agustus, mereka pun akhirnya mengadakan pernikahan, memang tidak terlalu mewah, karena Vika menyukai kesederhanaan. ;)

Setelah pernikaha, Vika menyimpulkan bahwa “Memang masalah hati tak bisa di-dustai… Vika juga masih mengharap kehadiran Bayu di sisinya untuk menemani hidupnya, namun karena jarak dan sama-sama gengsi tadinya, maka mereka pun disconnect, namun yang namanya jodoh nggak bakal kemana, toh terbukti dengan pernikahan mereka sekarang, walau Vika berkali-kali gonta-ganti pacaran sebelumnya, tetap jodohnya adlah Bayu, Memang rahasia jodoh manusia itu telah diatur oleh Allah dan menjadi misteri manusia dan benar-benar menjadi rahasiaNYA”.

Selang satu tahun kemudian, Vika dan Bayu dikaruniai ank kembar, laki-laki dan wanita yang putih, lucu dan imut. Akhirnya hidup bahagia, hidup ruhui rahayu dan tuntung pandang.

AMIEN J

Barabai, 3 Agt 2011

Dedicated vOo Captain Tsubasa

“Kau slalu dihatiku” :D

The created by Kartika Maulida Imansari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun