Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Tukang Sayur Jadi Influencer: Digitalisasi di Tengah Disrupsi

15 Januari 2025   08:15 Diperbarui: 15 Januari 2025   13:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | KOMPAS.com/ ELSA CATRIANA

Kapan digitalisasi mulai menjadi solusi?

Jawabannya adalah sekarang. Ketika inflasi mengancam daya beli, diskon dan promo yang hanya tersedia di platform digital menjadi penyelamat banyak rumah tangga.

Kadang manusia butuh tertawa di tengah tekanan hidup. Bayangkan jika tetangga Anda, si tukang sayur, mendadak viral karena gaya promonya mirip content creator di Instagram. Mendadak, dia bukan hanya menjual sayur, tapi juga "engagement."

Bagaimana kita bisa beradaptasi? 

Dengan membuka pikiran terhadap teknologi. Berhenti mengatakan "saya gaptek" dan mulai belajar.

Antara Peluang dan Tantangan

Namun, tak semua sisi digitalisasi seindah iklan aplikasi dompet digital. Ada tantangan besar: literasi digital. Di Indonesia, hanya sekitar 40% penduduk yang benar-benar melek digital. Ini menjelaskan mengapa sebagian masyarakat masih tergoda dengan penipuan online atau hoaks yang beredar di media sosial.

Bayangkan jika semua orang memahami potensi teknologi. Tukang bakso pinggir jalan bisa punya aplikasi pre-order. Petani bisa langsung menjual hasil panen ke konsumen lewat platform digital, memotong jalur distribusi panjang. Bahkan Anda, sebagai konsumen, bisa belanja hemat dengan memanfaatkan promo dari aplikasi belanja.

Saat Tukang Sayur Jadi Influencer

Tapi, mari berhenti sejenak untuk merenung. Seperti apa masa depan jika semua orang beralih ke digital? Apakah mungkin suatu hari tukang sayur di kompleks Anda menjadi influencer dengan jutaan pengikut? "Ayo, ibu-ibu, beli bayam ini, segar, seperti cinta pertama Anda!" Sementara kita tertawa membayangkan ini, kenyataannya, peluang ini memang ada.

Namun, jangan lupa, digitalisasi tanpa kesetaraan hanya menciptakan jurang. Apa gunanya aplikasi canggih jika sinyal internet di desa masih sebatas angan? Apa manfaat promo online jika literasi digital rendah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun