Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Humor: Vitamin Jiwa di Tengah Badai Kehidupan

19 Desember 2024   19:57 Diperbarui: 19 Desember 2024   19:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Pixabay/ RobbinHiggins)

Apa persamaan antara humor dan payung? Keduanya tidak bisa menghentikan hujan, tapi bisa membuat kita tetap kering dan tersenyum. 

Humor adalah pelindung emosi, terutama dalam kehidupan yang kadang terasa seperti episode sinetron tanpa akhir. Namun, apa sebenarnya peran humor bagi kesehatan mental dan hubungan kita dengan sesama?

Dari sudut pandang psikologis, humor tidak sekadar menjadi hiburan ringan, tetapi juga senjata ampuh melawan stres. Penelitian dari Mayo Clinic menyebutkan bahwa tertawa dapat mengurangi produksi hormon stres seperti kortisol dan meningkatkan pelepasan endorfin, senyawa yang membuat kita merasa bahagia. 

Bayangkan tubuh Anda seperti komputer. Stres adalah virus yang mengganggu sistem, dan humor adalah antivirus yang menjaga agar semuanya tetap berjalan lancar.

Tidak hanya itu, humor juga membantu mempererat hubungan interpersonal. Anda mungkin pernah mendengar ungkapan, "Pasangan yang tertawa bersama, tetap bersama." 

Penelitian oleh psikolog sosial Jeffrey Hall menunjukkan bahwa humor bersama pasangan menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat. Humor dalam hubungan berfungsi seperti pelumas mesin, mengurangi gesekan dan menjaga kelancaran interaksi.

Namun, tidak semua humor diciptakan sama. Ada humor yang membangun, ada pula yang destruktif. Humor yang membangun, seperti lelucon ringan atau ironi tentang kehidupan sehari-hari, bisa menjadi jembatan emosional. 

Sebaliknya, humor yang destruktif, seperti sarkasme atau ejekan, lebih seperti jurang yang memisahkan. Dalam konteks ini, humor adalah pisau bermata dua: bisa menyembuhkan, tapi juga melukai.


Dalam lingkungan kerja, humor bahkan bisa menjadi alat manajemen konflik. Ketika bos Anda melontarkan lelucon tentang meeting yang terlalu panjang, itu mungkin bukan sekadar humor, tetapi juga cara untuk meredakan ketegangan. 

Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa humor di tempat kerja meningkatkan produktivitas dan menciptakan suasana yang lebih inklusif. Namun, perlu diingat, timing dan konteks adalah segalanya. Lelucon yang salah tempat bisa lebih merusak daripada membantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun