Nah sebelumnya, kalian pernah nggak sih berpikir bahwa kita ini sebenarnya hidup atas kehendak kita sendiri atau kehendak Tuhan? Seolah olah kita ini hanya seperti boneka yang dijalankan?
Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas mengenai apa itu qodariyah dan jabariyah? Dan, kira kira kalian masuk yang mana ya?
Qodariyah dan Jabariyah masuk kedalam salah satu aliran yang ada pada ilmu kalam. Hah, ilmu kalam? Ilmu kalam itu apa sih? Ilmu Kalam adalah Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin.
Setelah kita tahu apa itu ilmu kalam, kita akan langsung masuk ke pembahasan kita ya!
Pertama kita ke qodariyah dulu.
Aliran Qadariyah merupakan salah satu aliran teologi tertua dalam Islam. Kemunculan aliran qadariyah sendiri tidak semata-mata hanya karena dinamika pemikiran dalam Islam saja, akan tetapi juga disebabkan oleh gejolak politik yang ada pada masa Dinasti Umayyah I yaitu pada tahun 661 hingga 750 M. Beberapa pemikiran dari aliran qadariyah seperti manusia memiliki kehendak bebas atau free will membuat aliran tersebut bertentangan dengan aliran jabariyah.
Kata qadariyah, berasal dari kata qadara yang memiliki dua pengertian yaitu adalah berani untuk memutuskan serta berani untuk memiliki kekuatan maupun kemauan. Sedangkan kata qadariyah yang dimaksudkan oleh aliran ini ialah suatu paham, bahwa manusia memiliki kebebasan dalam berkehendak serta memiliki kemampuan untuk berbuat.
Para penganut aliran qadariyah percaya, bahwa manusia memiliki kuasa terhadap segala perbuatannya sendiri. Mereka juga percaya, bahwa manusia yang mewujudkan perbuatan baik, atas kehendak serta kekuasan dirinya sendiri.
Nah setelah kita tahu sekilas mengenai qodariyah, selanjutnya, kita akan membahas jabariyah.
Manusia hanyalah wayang dalam pentas semesta. Dalang pertujukannya adalah Tuhan. Segala hal yang terjadi pada wayang adalah kehendak sang Dalang. Wayang tidak memiliki kemampuan apa pun untuk memutuskan nasibnya sendiri.
Ilustrasi di atas adalah saripati pemikiran aliran Jabariah yang kerap pula disebut fatalisme. Dalam sejarah perkembangan ilmu kalam Islam, paham Jabariyah muncul sebagai respons pada lahirnya aliran Qadariyah.
Aliran Jabariyah sendiri merupakan sebuah aliran yang bertolak belakang dengan aliran Qadariyah. Menurut bahasa Jabariyah merupakan paham yang berasal dari kata “Jabara” yang berarti memaksa. Sedangkan menurut istilah atau terminologis dikalangan para ahli teologi adalah suatu aliran atau paham yang berpendapat bahwa manusia dipaksa oleh Tuhan atau tidak mempunyai kekuasaan dan pilihan sama sekali.
Menurut Ja'ad bin Dirham dan Jaham bin Shafwan, manusia adalah makhluk yang tak memiliki kehendak apa pun. Allah yang mengendalikan segala perbuatan manusia. Aliran Jabariyah ekstrem dari kedua tokoh ini meyakini fatalisme dan manusia adalah sosok pasif dalam kehidupan dunia. Selain itu, aliran Jabariyah ekstrem juga berpandangan bahwa surga dan neraka tidaklah kekal. Menurut pendapat mereka, yang kekal di alam semesta ini adalah Allah SWT. Jika surga dan neraka juga kekal, maka keduanya akan menyaingi sifat Allah yang Maha Kekal.
Nah gimana temen temen? Sudah pusing? Semoga belum yaa, atau sudah? Baiklah, kalau kata dosen saya, kalau sudah pusing berarti disudahi saja hihi.
Sekian dari sayaa terimakasih sudah membaca!
Eitss tunggu duluu, jadi, kamu yang mana nih? Qodariyah atau Jabariyah?