Cinta memang tak pernah ada habisnya untuk dikupas. Buku yang satu ini rasanya sangat cocok dibaca kawula muda yang selalu diliputi rasa ingin tahu tentang cinta. Apakah cinta mendatangkan penderitaan? Atau mendatangkan kebahagiaan? Tentunya tidak semua orang berpendapat sama akan hal ini. Bahkan ada yang mengatakan: Masa bodoh dengan cinta! Persetan sama cinta! Makan tu cinta!
Dengan penampilan buku yang sederhana, ringan, dan bisa dibilang “lumayan imut”, Saras Dewi menyajikan pemahaman cinta berdasarkan teori-teori filosofis. Kenapa filosofis? Ya, karena kata yang berasal dari bahasa Yunani philia dan sophia mengandung arti rasa cinta dan kebijaksanaan. Mungkin juga karena banyak teori filsafat tentang cinta yang mungkin belum banyak diketahui orang awam.
Isi buku ini dibagi jadi empat bagian: Filsafat Cinta, Sains Meneropong Cinta, Membongkar Valentin, dan Cinta Itu Universal. Selain membahas teori-teori cinta, Saras juga membubuhkan contoh-contoh kasus anak muda yang dikemas menggunakan ragam bahasa sederhana, sehingga mudah dimengerti.
Buku ini sarat dengan kata-kata indah dan penuh makna yang dicantumkan penulis. Mungkin anda bertanya kenapa judul buku ini Cinta Bukan Cokelat. Penulis mengatakan “Cinta jauh lebih misterius dibandingkan dengan sebatang cokelat”. Disamping itu, sebuah pesan lain berbunyi “Kamu bukan siapa-siapa sampai kamu dicintai oleh seseorang”. Meski tebalnya hanya 127 halaman, buku ini mampu meninggalkan kesan unik tentang pengertian cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H