Film horor memang memiliki penggemar sendiri. Â Jantung berdetak kencang saat menyaksikan adegan yang menakutkan merupakan hiburan tersendiri bagi penikmatnya.
Pesan moral ketauhidan seringkali lebih mengena saat kita berhadapan dengan penjelmaan iblis.Â
Benarkah demikian, atau justru manusia sendiri dengan hawa nafsunya yang justru menjadi lebih jahat dari iblis penggoda?.
Akhir tahun lalu saya cukup terpuaskan dengan kehadiran dua film horor religi yang berjudul singkat dengan berawalan Q, Â Qodrat dan Qorin.Â
Film horor religi yang mengangkat tema dan latar belakang yang hampir sama, ruqyah, penyembah setan dan berlatar cerita pesantren.Â
Bukan film yang perlu dibanding-bandingkan memang, tetapi menjadi menarik karena keduanya mengangkat tema sosial yang menohok dan memang terjadi di sekitar kita.
Saya memang bukan penggemar film horor, apalagi dengan jumpscare yang kebanyakan ataupun scoring yang mengganggu.Â
Kedua film ini memuaskan saya yang lebih menyukai teror ke arah thriller, mengungkap bahwa jin dan setan hanyalah alat dari manusia yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Qodrat, Pesantren Sarang PenyamunÂ
Qodrat bercerita tentang Ustadz Qodrat, seorang peruqyah yang pernah berhadapan dengan  iblis langsung. Bahkan, putra semata wayangnya tewas dalam proses ruqyah, dibunuh oleh iblis durjana.Â
Karena ustad Qodrat tidak dapat membuktikan hal yang diluar nalar ini. Ia dipenjara untuk mempertanggungjawabkan kematian putranya yang tidak wajar itu.