Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Devil All The Time": Dua Sisi Pendoa-Pendosa, Alim-Lalim

17 September 2020   16:11 Diperbarui: 17 September 2020   17:13 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film The Devil All The Time | dok. Netflix

Film thriller psikologi besutan  Antonio Campos  yang diadaptasi dari novel berjudul sama, karya Donald Ray Pollock. Sebuah film produksi netflix yang  bertabur bintang.  Sebut saja Tom Holland (SpiderMan), Robert Pattinson (Batman), Bill Skarsgard (It Chapter One and Two) ,Riley Keough (The Lodge), serta Jason Clarke (Pet Sematary).

SPOILER ALERT!!!!

Seperti biasa, review ini mengandung spoiler. Jadi yang belum nonton apalagi  belum baca novelnya, boleh skip dulu dan kita ngobrol saat dirimu sudah nonton. Mohon kepada yang sedang dirundung kepedihan dengan niat suicide,  sebaiknya segera cari bantuan dan film ini sebaiknya dihindari,  karena ada scene suicidal.

Netflix merilisnya hari Rabu (15/9), saya tertarik menonton untuk  melihat bagaimana Tom Holland yang tengil nan menggemaskan itu berperan sebagai pemuda introvert yang berubah menjadi pembunuh, dan pengen "puasin batin" lihat si Robert jadi penjahat. Entah kenapa aku tuh dendeman banget dengan akting doi di film apa saja, mukanya nyebelin. Berharap muka nyebelinnya itu cocok pada karakter jahat di film ini.

Ringkasan Cerita

Film ini ber-setting antara PD II (1945) hingga awal perang Vietnam (1965) di Ohio Amerika Serikat. Berkisah tentang Arvin Russel (Tom Holland), seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh neneknya sejak usia 7 tahun di wilayah Ohio. Ibunya, Charlotte meninggal sakit kanker dan ayahnya, Willard yang veteran PD II itu bunuh diri di hari yang sama dengan hari penguburan Charlotte.

Ia dibesarkan bersama anak yatim piatu lain, yang telah diurus neneknya sejak bayi, Lenora Lafertin. Ibu Lenora, Helen tewas dibunuh ayahnya, Roy seorang penginjil yang ingin membuktikan mukjizat ia bisa membangkitkan orang dari kematian. Ayahnya tewas dibunuh oleh pasangan psikopat, Sandy (mantan rekan kerja Charlotte di restoran) dan Carl Handerson. Kedua pasangan, Charlotte dan Willard serta Sandy dan Carl bertemu dan jatuh cinta pada pandangan pertama di tempat dan waktu yang sama. 

Nenek Arvin sesungguhnya pernah bernazar dan berjanji kepada Tuhan, bahwa ia akan menikahkan Helen (ibu Lenora) dengan Willard (Papa Arvin) jika Willard pulang dengan selamat.  Tetapi takdir berkata lain, Helen jatuh cinta pada penginjil Roy tepat dihari pertama kali ia juga berjumpa. 

Lenora dan Arvin bertumbuh sebagai anak yang baik. Hanya saja, Lenora menjadi gadis yang alim dan tak pernah alpa ke gereja, sedangkan Arvin tidak pernah lagi berdoa.

Arvin tidak lagi berdoa sejak kecil, tepatnya kejadian Willard mengorbankan dan menyalib Jack, anjing kesayangannya Arvin dengan harapan Tuhan mengabulkan doa mereka atas kesembuhan Ibunya.

Lenora (Eliza Scanlen) di sekolah, sering di-bully teman sekolahnya bahkan mereka menuduh jika Lenora berzina dengan Arvin. Arvin selalu membela Lenora layaknya seorang kakak kandung, yang berbuntut  Arvin menghajar ketiga pelaku bully sebagaimana  yang ia ingat Papanya dulu menghajar perundung keluarga mereka. Keluarga Russlen dirundung hanya karena mereka satu-satunya keluarga yang tak ada hubungan keluarga di  Knockemstiff, Ohio. 

Lenora selalu mengunjungi makam ibu yang berada di dekat gereja dan selalu ditemani Arvin. Suatu hari, pendeta gereja memberitahu mereka bahwa ia akan pergi sebentar. Posisinya akan digantikan keponakannya, Pendeta Preston (Robert Pattinson)  yang memberi pelayanan kepada penduduk desa beserta istrinya yang sangat cantik dan penurut.

Warga desa menyambut Pendeta Preston, bahkan membawakan hidangan terbaik mereka.  Nenek Arvin yang terkenal jago masak pun turut antusia.Karena keterbatasan dana, nenek Arvin menghidangkan hati ayam. Pendeta Preston menghina dengan sebutan makanan orang miskin yang dihidangkan di piring jelek. Sebagai bentuk pengorbanan ia hanya akan makan hidangan itu.Tentu saja Nenek Arvin tersinggung dan merasa bahwa Pendeta Preston bukan sosok pendeta yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun