Per 13 Juli Tahun Ajaran Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dimulai. Masih di suasana menghadapi pandemi covid 19 membuat suasana menyambut tahun ajaran baru tak seheboh tahun-tahun sebelumnya.Â
Tidak terdengar para emak yang memaku tas di bangku sekolah agar mendapat tempat duduk strategis. Para ibu masih yakin bahwa posisi (duduk) menentukan prestasi. Boleh jadi korban "meme" tentang penilaian peserta didik berdasarkan urutan tempat duduk.Â
Jumlah peserta didik 25-35 anak dengan guru hanya 1 orang juga membuat para ibu kuatir kurang diperhatikan gurunya atau konsentrasi anak akan menjadi terganghi jika duduk di belakang.Â
Padahal sebagai fasilitator kelas, punya alasan tersendiri menempatkan anak di posiai tertentu. Saya tidak pernah kuatir soal tempat duduk anak saya. Meski awalnya duduk painy belakang. Dalam waktu kurang dari satu minggu ia akan duduk di bangku paling depan paling kiri.Â
Padahal tubuhnya termasuk paling tinggi, agak mengganggu jika ia duduk di depan,. Ya itu tadi ada alasan khusus yang sepertinya mudah ditebak.Â
Belajar di Zona Merah
Palembang masih berada di zona merah, bahkan gubernur mengeluarkan edaran khusus pembelajaran sekolah di Sumsel wterutama wilayah zona kuning, oranyeadan merah wajib pembelajaran jarak jauh, baik dengan platform daring ataupun sistem modul.Â
Walaupun tampaknya beberapa sekolah menjalankan sistem ganjil genap, untuk memastikan kecukupan ruangan yang dapat menjaga physical distancing termasuk pengawasan protokol pencegahan covid 19.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Untuk siswa lama tampaknya sistem pembelajaran jarak jauh mudah diatasi. Adaptasi selama beberapa bulan ini tampaknya cukup menjadi pengalaman.Â
Tetapi bagaimana dengan siswa baru yang sama sekali belum mengetahui lingkungan sekolah mereka.Â