Jatuh cinta itu persoalannya pada rasa. Seperti kata suami saya, terkadang justru selingkuhan virtual itu sangat meggoda karena imaji yang bermain. Boleh jadi hubungan url (virtual) Â itu terasa indah akan jauh berbeda dengan irl (in real life).Â
Itu hanya sebuah analogim, yang boleh jadi dirasakan beberapaa k'ers di sini. Bahkan terkadang karakter orang secara online saat kita copy darat kok bisa beda jauh kan?. Itu orang yang nyata namun bertemu secara maya. Bagaimana dengan tokoh yang nyata-nyata fiksi.
Apapun jika berlebihan ya tidak baik. Bisa saja sih ada yang beralasan "halah, kan cuma ngayal. Jatuh cinta pada tokoh hayalan kan gak masalah". Â Tapi tidak sedikit demi pacar hayalan malah beranten dengan teman bahkan keluarga di dunia nyata yang merisaukan kondisi mereka.
Badboy lebih mengoda
Anehnya, ada memang manusia (baik laki-laki maupun perempuan) yang sangat menyukai badboy. Baik tampilan maupun karekaternya. Mereka merasa membutuhkan karakter pembimbing. Badboy sering dipandang memilki karakter alpha, yang memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat mengisi relung kosong jiwa-jiwa yang rapuh.Â
Tidak sedikit kejadian di sekitar kita bagaimana menjadi manusia yang cinta buta. Memberi tahu dengan logika kepada mereka yang cinta buta oitu berat,cukup Dilan saja. Eh.. malah nggak ya.Â
Atau justru jiwa-jiwa sok pahlawan dari perempuan seolah mendapat tantangan . Berkeinginan menjadi manusia yang mampu mengubah pasangan menjadi lenih baik. Â
Berupaya keras menjadikan seorang badboy yang temperamen menjadi lemah lembut, pemabok  menjadi meninggalkan kebiasaan buruknya. Menjadi pribadi yang lebih santun dan lebih alim. Tetapi seringkali malah terperosok menjadi budak cinta para badboy.Â
Bahkan seringkali teman, keluarga justru menjadi musuh demi membela sang pujaan hati yang sesungguhnya toxic. Menjadi pembela bahkan rela susah dan mati.Â
Fictiphilia pada Badboy
Jika mengidap satu penyakit saya judah runyam. Bagaimana jika komplikasi keduanya. Risiko delusinya makin tinggi. Orang yang jatuh cinta pada tokoh fiksi cenderung membanding-bandingkan sang tokoh dengan sekitarnya, bahkan sangat berharap mendapatkan orang seperti di tokoh fiksi di dunia nyata.Â