Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gagap Literasi Digital Belajar Daring Anak: Ortu Rempong, Politisi Berang

5 Mei 2020   09:21 Diperbarui: 5 Mei 2020   09:33 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pendemi covid 19 ini memberi dampak yang cukup luar biasa dalam dunia pendidikan kita. Anak-anak di"paksa" belajar dari rumah dengan pola yang diserahkan ke sekolah masing-masing. Untuk sekolah "high end" sih gak kagetan. 

Karena fasilitas baik pihak sekolah maupun orang tua murid sangat menunjang untuk pelaksaan sekolah daring. Bak penerapan sekolah masa depan, pelajar melakukan tatap muka difasilitasi oleh teknologi informasi tetap melakukan kegiatan belajar sesuai jam pelajaran, tetapi tidak perlu ke sekolah, melainkan berada di rumah. Kondisi perekonomian masyaralat Indonesia pun  berbeda-beda yang juga membedakan fasilitas belajar mereka. 

Tidak sedikit guru-guru yang mengajar pada masyarakt elit (ekonomi sulit) harus super kreatif agar tujuan pembelajaran tetap tercapai. orang tua diminta membersamai anak untuk belajar. 

Tidak sedikit orangtua yang menjerit karena tingkat stress yang tinggi dipaksa untuk mengubah pola belajar bersama anak. Bahkan selama ini yang "mencibir" pola homeschooling pun akhirnya menjadi praktisi dadakan. Ya namanya dadakan toh, jadi serba rempong. 

Belajar dari TVRI, jawaban Nyontek 

Salah satu kebijakan yang diambil mas mentri dikbud dengan menayangkan program belajar dari rumah di TVRI.  Salah satu cara untuk menjangkau lebih luas pembelajaran daring ini sampai ke pelosok desa. 

Soal jangkauan siar TVRI dan akses listrik di pagi hari itu kan bukan urusan kemendikbud. Mas Mentri yang sedari lahir mungkin gak pernah lihat bolam di rumahnya redup ini kagetan saat tahu bagaimana kondisi sesungguhnya digital gap negeri ini, seperti pemberitaan di sini. 

Dari infrastrukturnya saja sudah terjadi gap, mentalnya juga.  Sejak penanyangan TVRI, yang dicari oleh orangtua adalah Soal dan Jawaban Tugas TVRI hari ini.  Perkembangan teknologi tampaknya semakin meningkatkan mental instan. 

Kalo zaman dulu hitung pake kalkulator saja sudah kena jewer, sekarang jawaban tugas pun malah orang tua yang mencarinya dan disalin di buku tugas sang anak. Padahal jelas-jelas saat awal penayangan disebutkan tujuan pembelajaraan. Target kemampuan literasi yang ingin dicapai, yang sebenarnya tidak muluk-muluk. 

Tidak dapat dipungkiri, kesibukan orang tua juga sulit untuk membagi waktu mendampingi anak belajar sehingga mengandalkan mesin pencari untuk mendapatkan jawaban instan. 

Herannya, mungkin tujuannya baik, ya samalah dengan anak pintar yang kasih contekan ujiannya ke seluruh kelas beberapa media daring  sengaja memberikan jawaban soal hari ini demi traffic, selain iklan juga demi eksistensi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun