Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

5R Sampah Plastik Ramadan

10 Mei 2019   20:48 Diperbarui: 10 Mei 2019   21:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tas Purun(Dok.Pribadi)

"Apo bukoan hari ini?", tanya seorang kepada saya. "Belum tahu, saya masih di sini, rencana masak apa aja belum tahu".
"Gampang, di depan (maksudnya pelataran lokasi saya saat itu) banyak yang jual"sahutnya.
"Duitnya yang gak ada"sahutku.
Jiaahhh sempet-sempetnya curcol kondisi ekonomi.

Kenyataan kok, belanja di pasar bedug itu tidak cukup 50 ribu hanya untuk makanan ringan.
Belum lagi dibeli ba'da ashar. Jam lapar, sehingga seringkali membeli makanan karena ingin bukan butuh.
"Eh...kapan lagi menolong pedagang kecil"seringkali terdengar demikian. Mau aku lebih panjang curcol nih?. Atau perlu aku kirim nomor HP agar bisa kalian transfer gopay? He he he.

Memang kerepotan tersendiri menyiapkan menu buka, pedagang dadakan dengan pilihan aneka menu ini tentu sangat membantu.
Di Palembang sendiri, selain berada di beberapa titik. Sepanjang jalan mulai dari minuman,  kudapan baik jajanan pasar atau jajanan kekinian hingga makanan berat tersusun  rapi dengan  kemasan cantik dan trendy berupa plastik sekali  pakai.

Produksi kemasan sekali yang begitu massif memicu penggunaan yang massif pula. Berbagai alasan penggunaannya, paling umum adalah praktis, murah dan seringkali dipandang lebih  higinis dibandingkan menggunakan bungkus dedaunan. Bahkan untuk mengemas hanya satu macam makanan saja memerlukan 3 hingga 4 pembungkus dan setelah isinya  dituntaskan, kita tidak akan peduli lagi kemana larinya kemasan  tersebut.  Pola hidup tanpa kemasan sekali pakai memang sangat tidak mungkin di era sekarang.

Tetapi setidaknya kita dapat berupaya meminimalisirnya dengan cara sederhana berupa:

1. Reduce
Cara paling mudah mengurangi sampah plastik sekali pakai memasak makanan sendiri. Selain jauh lebih hemat tentu saja banyak sekali pengurangan sampah plastik.

2.Refuse
Ini memang yang paling berat, bahkan kopi ataupun minuman kekinian yang menurut saya tergolong mewah karena harganya yang tinggi buat kantong saya pun seringkali menggunakan kemasan sekali pakai. Apalagi saat di jalan, minuman dalam kemasan mulai dari mineral,teh,soda hingga sari jeruk berbulir yang berjejer di lemaripendiingin sanagat menggoda.
Usahakan untuk mengkonsumsinya seminimal mungkin dan hindari penggunaan sedotan sekali pakai.
Hargai usaha penjual yang peduli dengan problem sampah ini, ada banyak pilihan penjual yang masih menggunakan kemasan ramah lingkungan.

3. Replace
Jika memang sangat perlu membeli,upayakan untuk makan di tempat atau jika take away bawa wadah sendiri.
Repot?iyalah sedikit repot memang. Tetapi membiasakan membawa sendiri wadah memastikan membeli makanan itu karena memang niat beli, bukan lapar mata. Selain itu praktis, sesampai di rumah tidak perlu repot pindah tempat.

Memang hal ini sulit untuk beberapa tempat apalagi pasar bedug ataupun  jualan  pinggir jalan ataupun  festival jajan. Karena untuk kepraktisan biasanya  makanan take away sudah dikemas secara cantik.
tetapi yakinlah beberapa tempat masih ada yang bersedia untuk membungkuskan, terutama warung jajan tradisional.

Usahakan bawa kemasan yang pas seporsi. Banyak pilihan kemasan plastik yang terkenal terlihat kecil tetapi pas untuk satu porsi. Jangan kuatir dicap anda berusaha mencari untung, ingin dapat lebih. Penjual profesional pasti punya ukuran standar untuk porsi makanan yang mereka jual.

Untuk yang masak sendiri, biasakan membawa kantong belanja sendiri (di Palembang disebut sangkek),paling ideal memang tas kain atau tas dari bahan alami seperti tas purun. Tas kain atau purun dapat dicuci lagi. Tapi daya tampungnya kecil, Untuk belanja kering atau sekedar belanja di warung memang saya biasanya pakai itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun