Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menceriakan Kehangatan Keluarga saat "Lazy Sunday"

12 Maret 2018   11:25 Diperbarui: 15 Maret 2018   11:47 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tekwannya mulai mengapung (Dok.pribadi)

Biasanya menjelang hari minggu, kami telah merencanakan mengisi hari minggu dengan agenda tertentu. Aktifitas pagi dimulai dari car free day, pergi kondangan atau seru-seruan di acara komunitas. 

Pagi ini sebenarnya ada beberapa undangan acara, tetapi kami memilih untuk tidak menghadiri.

Ayah dan Kak Davie sepakat pagi  minggu kali ini jadi "lazy sunday" saja, tidak keluar rumah. Bahkan tumben ia tidak merengek untuk sekedar pergi berenang di playpark dekat rumah.

Meski menurutku,  ini  sepertinya bukan kesepakatan sih, tetapi cenderung "kasihan" dengan saya. Memang sejak semalam  saya mengeluh sakit kepala , sepulang dari kampus. He he... hal ini dimaklumi suami dan putra  yang sudah dipahamkan dengan situasi bulanan saya, ditambah kondisi saya sebagai emak-emak yang "telat sekolah".  Jadi week end untuk beberapa bulan ini dihabiskan di sebuah kampus untuk menuntut ilmu.  Ilmu tampaknya perlu dituntut dulu, sebelum ilmu menggugat saya. (Baiklah, statement yang terakhir alasan pembenar sih).

Itulah mengapa saya selalu ingin hari minggu menjadi quality time buat kelarga kecil saya. Jadi acara kondangan, atau kegiatan komunitas seringkali dimanfaatkan untuk membangun kehangatan keluarga sekaligus ajang silaturahim membangun "keluarga besar" buat Kak Davie. 

Efek istirahat yang dini semalam tampaknya cukup me-recharge energi.  Saya bangun pagi (yang cukup kesiangan) sudah cukup segar dan mendapati Kak Davie dan Ayah sedang fun repairing, memperbaiki rem si Kuning, sepeda kecilnya (sebenarnya udah kekecilan sih). Itu benda multifungsi bagi Davie, bukan cuma  sekedar alat transportasi, ya teman bermain sekaligus media petualangan termasuk petualangan imajinasinya.

Kak Davie yang seru dengan menjejerkan kunci pas dan kunci ring dari terkecil sampai terbesar, menjadi asisten Ayah memilih kunci yang disebutkan oleh Ayah. Ia cukup melihat pada angka yang tertera pada masing-masing kunci.

Ketika saya mendeketainya ia tiba-tiba bertanya "Nda..ini mm apa ya?mini market?"tanyanya sambil menunjukkan huruf yang tertera di kuncipas.

"Bukan, itu skala ukuran. Ambil mistar (penggaris) kakak"perintahku.

Ia mengambil penggarisnya plastiknya dan menyerakan padaku.

"Ini mistar kakak, panjang 20 sentimeter. Disingkat cm. Ini angka-angkanya 0 sampe 20. Nah diantara angka-angka itu ada garis-garis kecil, seperti diantara 0 sampai 1, coba hitung ada berapa garis?"tanyaku.

"1,2....10"jawabnya

"Itu milimeter, disingkat mm. Sepersepuluh dari sentimeter"ucapku.

"Oh..jadi satu senti sama dengan sepuluh mili" ia menyimpulkan

"Oh...jadi ini buat baut atau mur yang berukuran 9 mili meter"ia kembali menyimpulkan.

Ah..belajar sains dasar bersama kakak pagi ini membuat aku lapar,  baru menyadari semalam tidak sempat makan malam karena rasa kantuk mengalahkan segalanya.

Aduh...hari minggu bukan jam bisnisnya warung sarapan depan rumah.

Harus masak sendiri atau pilih menu dari aplikasi ojek online, sudah scroll up dan scroll down tidak ada yang diminati. Pilihan jatuh pada melihat stock di kulkas dan lemari. Buka freezer, aha.. ada tekwan frozen plus kuah kaldu udang frozen.

Terdengar pula celotehan Ayah yang udah mulai kesal, si Kakak malah bikin riweh kerjanya. Si usil itu emang gitu, kalau sudah penasaran sesuatu yang udah dikencengin malah dikendorinnya lagi, efeknya kerjaan Ayah gak kelar-kelar. Selain itu,  suamiku itu emang tipe doer sejati, ia kesulitan mendelegasikan pekerjaan ke orang lain. 

Emak males ambil kesempatan ""Chef Davie, lend me your hand, Please" teriakku dari dapur.  Emaknya bermaksud mengajak  fun cooking bareng Davie.( Haduhhh.... bener-bener dah nih emak. Bagaimana anaknya bisa punya manner komunikasi baik, cara memanggil dia pun dengan teriak-teriak).

"Ngapain,Nda?"tanyanya dengan muka sedikitcemberut.

"Masak tekwan"kataku. (Masak? Memanaskan sih lebih tepatnya. Ya kan ceritanya bermaksud meningkatkan ke-PD-annya melalui "fun cooking" masak air juga dibilang masak. Ha ha ha...)

"Ingat safety ya Kak"aku mengingatkan sambil mencuci daun bawang (perai) dan seledri di wastafel.

Sambil lirik dia memperhatikan kompor. Memastikan kompor bersih minyak dengan mengelapnya terlebih dahulu. Menumpukkan piranti masak yang tidak perlu dan menjauhnkannya dari kompor.

Memilih panci yang cukup untuk merebus kuahnya. "Kak, itu pantat panci udah diperiksa belum. Ada plastik atau minyak yang menempel gak?"tanyaku.

"Negative, Capt" teriaknya dengan nada ceria.

Saat dia menghidupkan kompor itu sebenarnya saat paling menegangkan. Tapi kan gak perlu terlalu was-was juga. Zaman sekarang kan sudah pake kompor gas, pastikan saja gas yang dipake adalah gas dengan tabung yang aman dan regulatornya juga aman.


Karna kuah cukup banyak, jadi menaruh panci dikompor aku ambil alih. Kak Davie memperhatikan airnya sampai mendidih. "Itu energi panas tengah bekerja,Nda. Panas dari api membuat suhu air meningkat"celotehnya.

"Oh ya? Lalu?"tanyaku antusias sambil memotong-motong daun bawang, seledri dan jamur kuping, pelengkap tekwan.

"Kalo air mendidih, bakteri ekoli  (e-coli maksudnya) penyebab sakit perut dan diare mati"celotehnya.

"Perlu termometer dong"sahutku.

"Cukup lihat jika airnya bergolak memunculkan gelembung-gelembung dan terlihat asap-asap air, itu mendidih" ia menjelaskan.

"Uap air, Kak"jawabku. Baiklah ...hasil verifikasi menyatakan bahwa pemahaman sains dasar di belum memahami perubahan fisika pada air. Ok... Noted.

"Kata nenek, merebus apapun bagusnya jika airya sudah mendidih, jadi tingkat kematangan masakah bisa diperkirakan. Tidak lodrong" sambungnya.

"Tuh nda, udah mendidih. Masukin ya tekwannya"ucapnya sambil memindahkan tekwan dari wadahnya ke panci di atas kompor. Ia mengecilkan api kompor "biar tidak meletup-letup"ucapnya.

Nyebelin sih, kakak memasukkan ke kuah dengan centong sayur yang panjang dan sedikit demi sedikit. Kadang-kadang agak ceroboh dengan mamasukkan dari jarak agak jauh sehingga air kaldu agak muncrat. "Kaaak...." aku memperingatkan, yang disambut wajah tengilnya. Padahal jantung udah makin deg-degan.

Ceritanya masak nih (Dok.Pribadi)
Ceritanya masak nih (Dok.Pribadi)
"Tunggu sampai mendidih kembali dan  tekwan terapung"katanya.

Seharusnya ini  jadi kesempatan sih untuk menjelaskan hukum archimedes. Tapi ditunda dulu aja deh, jantung masih perlu ditata melihat aktifitas dia.

Tekwannya mulai mengapung (Dok.pribadi)
Tekwannya mulai mengapung (Dok.pribadi)
Upaya prevensi sudah dipersiapkan,air di wastafel dan obat luka bakar di kotak obat sudah siap sedia. Jika terjadi kecelakaan didapur sudah dijelaskan kepada langkah-langkah pertama mengatasi kecelakaan. 

Tak berapa lama, Eureka... Setelah air mendidih kembali dan tekwan terapung aku memasukkan jamur kuping, daun bawang, seledri.

Lalu, Violla... siap platting.. cukup masukkan  mangkok dan tabur bawang goreng yang selalu siap sedia di atas meja.

Platting Tekawan Ala Kadarnya (Dok.Pribadi)
Platting Tekawan Ala Kadarnya (Dok.Pribadi)
Ayah juga sudah selesai benahi rem sepeda kakak ikut nimbrung sarapan yang lebih tepat di waktu brunch. Ya...kakak terjangkit virus selfie agak akut. Ketika liat hape Nda di atas meja cekrak-cekrek deh saat sarapan.

Selfi saat breakfast (Dok.Pribadi)
Selfi saat breakfast (Dok.Pribadi)
Karena memang pilihan lazy sunday, selesai sarapan cuma main sepeda beberapa putaran di halaman rumah, cuma buat cek apakah rem sepeda sudah baik atau belum. Lalu lebih memilih balik ke "head quarter" yang berantakan seperti habis diserang musuh untuk main game sama ayah.

playing-ps-5aa5fdf9dd0fa84bb65e6fd4.jpg
playing-ps-5aa5fdf9dd0fa84bb65e6fd4.jpg
Kadang ketika tak terencana bahkan memilih lazy sunday justru quality time bisa didapat juga ya. KAdang memang agaksulit membangun komunikasi yang efektif diantara kami. kebetulan beda hobi tetapi punya satu kesamaan keras kepala. Seringkali hal-hal sepele yang dimanfaatkan dengan baik dapat memberi efek quality time bagi kehangatan keluarga.

Have a nice monday keluarga Indonesia. 

Paling penting... selalu bahagia...

KompalKompak
KompalKompak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun