Biasanya menjelang hari minggu, kami telah merencanakan mengisi hari minggu dengan agenda tertentu. Aktifitas pagi dimulai dari car free day, pergi kondangan atau seru-seruan di acara komunitas.Â
Pagi ini sebenarnya ada beberapa undangan acara, tetapi kami memilih untuk tidak menghadiri.
Ayah dan Kak Davie sepakat pagi  minggu kali ini jadi "lazy sunday" saja, tidak keluar rumah. Bahkan tumben ia tidak merengek untuk sekedar pergi berenang di playpark dekat rumah.
Meski menurutku,  ini  sepertinya bukan kesepakatan sih, tetapi cenderung "kasihan" dengan saya. Memang sejak semalam  saya mengeluh sakit kepala , sepulang dari kampus. He he... hal ini dimaklumi suami dan putra  yang sudah dipahamkan dengan situasi bulanan saya, ditambah kondisi saya sebagai emak-emak yang "telat sekolah".  Jadi week end untuk beberapa bulan ini dihabiskan di sebuah kampus untuk menuntut ilmu.  Ilmu tampaknya perlu dituntut dulu, sebelum ilmu menggugat saya. (Baiklah, statement yang terakhir alasan pembenar sih).
Itulah mengapa saya selalu ingin hari minggu menjadi quality time buat kelarga kecil saya. Jadi acara kondangan, atau kegiatan komunitas seringkali dimanfaatkan untuk membangun kehangatan keluarga sekaligus ajang silaturahim membangun "keluarga besar" buat Kak Davie.Â
Efek istirahat yang dini semalam tampaknya cukup me-recharge energi.  Saya bangun pagi (yang cukup kesiangan) sudah cukup segar dan mendapati Kak Davie dan Ayah sedang fun repairing, memperbaiki rem si Kuning, sepeda kecilnya (sebenarnya udah kekecilan sih). Itu benda multifungsi bagi Davie, bukan cuma  sekedar alat transportasi, ya teman bermain sekaligus media petualangan termasuk petualangan imajinasinya.
Kak Davie yang seru dengan menjejerkan kunci pas dan kunci ring dari terkecil sampai terbesar, menjadi asisten Ayah memilih kunci yang disebutkan oleh Ayah. Ia cukup melihat pada angka yang tertera pada masing-masing kunci.
Ketika saya mendeketainya ia tiba-tiba bertanya "Nda..ini mm apa ya?mini market?"tanyanya sambil menunjukkan huruf yang tertera di kuncipas.
"Bukan, itu skala ukuran. Ambil mistar (penggaris) kakak"perintahku.
Ia mengambil penggarisnya plastiknya dan menyerakan padaku.
"Ini mistar kakak, panjang 20 sentimeter. Disingkat cm. Ini angka-angkanya 0 sampe 20. Nah diantara angka-angka itu ada garis-garis kecil, seperti diantara 0 sampai 1, coba hitung ada berapa garis?"tanyaku.