Mohon tunggu...
Karresa Esa
Karresa Esa Mohon Tunggu... Human Resources - Semakin tinggi ilmu kita, semakin tawadhu

Lahir dan besar di Bontang, Kaltim dan pernah kuliah di Sleman, Yogyakarta.. Id Facebook : Karresa Kar Id Instagram : @Karresa blog : https://duniapenablog.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Orang Baik Berpolitik

2 Maret 2016   12:53 Diperbarui: 2 Maret 2016   13:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benih unggul yang telah ditabur akan memunculkan tanaman yang berkualitas. Begitu pula dengan kebajikan yang telah dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Kehidupan yang kita jalanin tidak lepas dari aktifitas menabur dan menuai. Ketika kita menaburkan kebaikan, diharapkan kita menuai hasil yang baik untuk pribadi dan sesama. Begitu sebaliknya, bila kita menaburkan hal-hal negatif, dipastikan kita menuai hal-hal yang buruk bagi pribadi dan sesama.

 Dalam proses menabur kebaikan, seringkali ada hal-hal yang menghambat kita dalam menabur benih-benih kebaikan. Harta, tahta dan kekuasaan berpotensi menggiring kita ke dalam wadah yang sangat bias dan wadah itu adalah "kemunafikan". Menabur benih-benih kebaikan diperlukan seseorang yang ikhlas, penuh dengan jiwa yang mengabdi. Bilamana yang menabur benih-benih kebaikan ialah seseorang yang pamrih, seseorang yang memiliki tujuan yang tersembunyi dalam memenuhi keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi, bisa dikatakan kemunafikan melekat pada dirinya.

Jangan sampai kita dalam berkehidupan politik terjebak ke dalam wadah tersebut. Politik sebenarnya mulia, seperti hal nya bidang lain. Tergantung cara kita dalam menghayati dan menjalaninya. Jika cara kita buruk menjalaninya, politik menjadi buruk. Dewasa ini Persepsi khalayak umum terhadap politik sangatlah buruk dan kotor. 

Namun kenyataannya sama sekali tidak menjelaskan kondisi politik tersebut. Persepsi tersebut lebih menjelaskan bagaimana kecenderungan politisi kita menjalani politik. Politik dan orang yang menjalaninya adalah dua hal berbeda. Sepatutnya yang menjalani politik adalah orang-orang baik. Orang-orang yang tidak menjadikan politik sebagai lahan pekerjaan, melainkan sebagai pengabdian pada kepentingan banyak orang, bangsa, dan negara. Politik ibarat bunga mawar ditengah-tengah lumpur yang kotor. 

Orang yang baik akan menyentuhnya dengan hati bukan dengan kaki, sehingga harum bunga mawar tetap terjaga. Ketika orang baik mengambil bunga mawar ditengah-tengah lumpur kepentingan dan pada saat keluar dari lumpur kepentingan, orang baik sejatinya tidak akan belepotan. Orang baik dalam menaburkan benih-benih kebaikan kadang kala tergoda oleh harta, tahta dan kekuasaan. Melacurkan idealis nya demi variabel-variabel tersebut. Akhirnya mengorbankan kepentingan untuk orang banyak demi mengedepankan kepentingan segelintir orang. Konsisten dalam menabur benih-benih kebaikan dan menuai kebajikan untuk pribadi dan sesama harus lah tetap terjaga konsistensinya.


Sering juga kita melihat orang baik berbangga justru karena ia tidak berpolitik. Kebanggaan begitu jelas subyektif atau semu belaka. Cobalah masuk politik dan kelak kita akan tahu apakah kita benar-benar orang baik apa tidak, karena banyak godaan yang datang. Banyak orang baik terlihat baik saat jauh dari politik. Tetapi saat masuk dunia politik ia segera terlihat aslinya.

 Power tends to corrupt, kata Lord Acton. Namun jika kita dapat bersungguh-sungguh dalam menjaga diri di dalam politik, sesungguhnya ia adalah jalan paling cepat menuju kebaikan surga. Oleh karena itu, butuh proses dalam menabur benih-benih kebaikan di wajah perpolitikan kita. Butuh proses dalam menjalani kehidupan berpolitik.

 Proses untuk menumbuhkan jiwa pengabdian dan sosial yang tinggi dengan mengikuti organisasi yang bergerak di bidang sosial yang terikat erat dengan kemandirian (Independen). Berangkat dari sana lah kita berproses untuk menjadi seseorang yang konsisten dalam menabur benih-benih kebaikan sehingga siap menahkodai politik kita ke arah yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun