Mohon tunggu...
Karresa Esa
Karresa Esa Mohon Tunggu... Human Resources - Semakin tinggi ilmu kita, semakin tawadhu

Lahir dan besar di Bontang, Kaltim dan pernah kuliah di Sleman, Yogyakarta.. Id Facebook : Karresa Kar Id Instagram : @Karresa blog : https://duniapenablog.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anggaran Besar Hanya untuk Walk-Out

3 Oktober 2014   10:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14122811412077704735

Sumber Gambar : http://joyhomework.files.wordpress.com/2010/03/gambar889.jpg

Hirur pikuk di kancah perpolitikan Indonesia sudah menjadi asupan sehari-hari untuk saya terutama bagi mata dan telinga saya. Betapa sehat nya mata dan telinga saya menyaksikan sebuah tontonan yang menarik, bagaikan asupan suplemen. Yang lebih menarik adalah kebiasaan walk-out para elite partai yang sedang bekerja di gedung wakil rakyat. Entah seperti apa asal mula nya sikap walk-out itu, apa keuntungannya bagi yang melakukannya dan apa keuntungannya bagi pemirsa di rumah. Mungkin sikap walk-out yang dilakukan para wakil rakyat untuk menghibur diri dari rasa ngambek atau juga sikap walk-out sebagai pelampiasan karena ketidak adilan yang mereka rasakan di gedung paripurna. Muncul lah alasan dari oknum wakil rakyat, "Dari pada baku hantam, lebih baik walk-out". Menurut saya sama aja ah pak, gak ada yang baik.

Kebiasaan walk-out ini jika terus di pelihara akan menjadi sebuah budaya. Budaya yang tidak menghargai sebuah rapat, apalagi rapat tersebut berasal dari uang rakyat, yang jumlah nya cukup besar.  Ngambek, marah, langsung walk-out. Pemirsa di rumah pasti sangat lelah dan pesimis menyaksikkan bapak-bapak dan ibu-ibu yang ingin menonjolkan kevokalan demi memenangkan sebuah ambisi tanpa menurunkan tensi jika ada yang lebih baik untuk rakyat. Apa mungkin kepentingan pribadi,prestise dan pencitraan adalah alasan-alasan untuk ingin selalu menang dalam mengambil keputusan. Pada hakekatnya,  kesejahteraan adalah tujuan akhir yang ingin dicapai. Bilamana perjuangan untuk mencapai tujuan akhir tersebut penuh dengan lika-liku, kita turunkan tensi, karena kita hanya ingin mencapai satu tujuan akhir yang sama.

Legowo, sikap yang semestinya melekat pada sanubari seseorang dalam mengemban amanah. Amanah adalah suatu coba'an, jangan mencoba bermain-main dengan amanah, pertanggung jawabannya tidak hanya terhadap rakyat tetapi Allah Swt. Jika saja para elite politik yang kalah, menerima kekalahan dengan legowo, pemirsa di rumah yang menyaksikkan akan bersimpati pada anda-anda semua dan itu menjadi nilai lebih untuk anda-anda kedepannya. Saling percaya dan mendukung lawan politik. Sudah saatnya membangun sebuah kepercayaan kepada lawan politik demi mencapai tujuan akhir yaitu kesejahteraan rakyat. Sudah saatnya membangun pemahaman politik yang tidak menjatuhkan lawan, tetapi membantu program-program yang baik jika memang baik untuk rakyat. Mengkritisi program-program yang merugikan negara jika memang merugikan negara. Tidak perlu memprovokasi dalam mengkritisi, kritis lah dengan bijak dan solutif.

Saya disini sebagai penikmat berita-berita politik, tidak ada unsur mendukung siapapun, hanya saja ingin mengkritik jika ada yang salah, memuji jika ada yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun