Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pancasila dalam Kebhinekaan: Menjaga Persatuan Bangsa

13 Januari 2025   17:36 Diperbarui: 13 Januari 2025   17:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila dalam Kebhinekaan: Menjaga Persatuan Bangsa
Oleh: Karnita

Pancasila bukan hanya sekadar simbol atau teks yang tertulis dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang dibacakan setiap tahun dalam upacara kemerdekaan. Ia adalah ideologi yang harus mengalir dalam setiap langkah kita sebagai bangsa. Tapi, di tengah beragamnya tantangan zaman, kita perlu bertanya: apakah Pancasila masih relevan dan mampu menyatukan Indonesia yang semakin kompleks ini?

Bayangkan, Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, ribuan bahasa, serta berbagai suku dan agama. Kekayaan ini harusnya jadi kekuatan utama bangsa, namun seringkali justru menjadi sumber gesekan. Nah, di sinilah Pancasila seharusnya berperan penting, sebagai dasar yang menyatukan perbedaan dan menjaga harmoni sosial.

Pancasila: Pengikat Keberagaman

Pancasila yang pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, sebenarnya punya makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar ajaran agama. Ia mengajarkan kita untuk menghargai dan memahami keberagaman agama yang ada di Indonesia. Tentu, ini bukan berarti semua agama harus sama, tapi lebih kepada menciptakan ruang bagi umat beragama untuk hidup berdampingan dengan rasa saling menghormati. Keberagaman harusnya jadi jembatan, bukan tembok pemisah.

Namun, kenyataannya, politik identitas yang sering menggunakan agama sebagai alat justru menciptakan ketegangan di masyarakat. Polarisasi pun semakin tajam, dan kita kadang lupa esensi dari Pancasila itu sendiri. Pancasila bukan alat untuk meraih kekuasaan, tapi sebuah sistem nilai yang mengajarkan kita untuk hidup dalam kerukunan dan persatuan.

Untuk itu, pendidikan menjadi kunci. Pendidikan yang menghargai pluralisme dan menanamkan nilai-nilai seperti keadilan, toleransi, dan saling menghormati, adalah cara terbaik untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan kita.

Pancasila dan Keadilan Sosial

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, adalah prinsip yang mengajak kita untuk menghormati martabat setiap manusia dan memastikan keadilan untuk semua. Tapi, apakah kita sudah benar-benar menjalankan prinsip ini? Sayangnya, ketidakadilan masih marak di berbagai sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga politik.

Perbedaan tajam antara kota dan desa, kaya dan miskin, masih terasa. Pancasila mengajarkan untuk menciptakan masyarakat yang adil, namun banyak kebijakan yang lebih berpihak pada mereka yang sudah kuat secara ekonomi dan politik. Ini adalah tantangan terbesar kita: bagaimana mewujudkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang benar-benar adil bagi semua lapisan masyarakat.

Pancasila bukan hanya teori, tapi juga praktik. Keberpihakan kepada mereka yang lemah dan terpinggirkan adalah cara kita menghidupkan Pancasila yang sesungguhnya. Perjuangan untuk mengatasi ketimpangan sosial adalah bagian dari menjaga relevansi Pancasila di zaman sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun