Tiba-Tiba, Saya Rindu The Special One
Oleh Karnita
Jose Mourinho, pelatih asal Portugal yang dikenal dengan julukan "The Special One," telah lama mencuri perhatian di berbagai liga top Eropa seperti Liga Inggris, Italia, Spanyol, dan Jerman. Di sepanjang kariernya, ia dikenal karena keberhasilannya meraih trofi besar dan kemampuannya menciptakan tim yang kompetitif. Namun, setelah melatih FC Fenerbahçe, sorotan media terhadapnya mulai berkurang. Meskipun demikian, Mourinho tetap menjadi sosok yang kontroversial dan menarik untuk dibahas. Saya pribadi tetap menganggapnya sebagai pelatih yang luar biasa, karena ia lebih dari sekadar taktik jenius, tetapi juga seorang pendidik yang mengubah mentalitas pemain.
Keberhasilan pertama Mourinho dimulai saat ia membawa Porto meraih Liga Champions pada 2004, menegaskan taktik pragmatis dan kejutan yang menjadi ciri khasnya. Kemampuannya untuk meramu strategi dalam menghadapi tim-tim besar menjadikannya pelatih yang tidak hanya dihormati karena hasil, tetapi juga cara-cara yang ia terapkan untuk meraih kemenangan. Setiap tim yang ia tangani, termasuk Chelsea dan Inter Milan, selalu sukses membawa pulang trofi, berkat kepiawaiannya mengatur strategi serta memotivasi pemain untuk bekerja keras dan disiplin.
Sebagai pelatih, Mourinho bukan hanya fokus pada taktik, tetapi juga membentuk karakter tim yang kuat. Di Chelsea, ia menciptakan tim yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga mental, dengan penekanan pada disiplin dan rasa tanggung jawab. Gaya kepemimpinannya yang tegas mengingatkan pada seorang pendidik yang mampu mengubah potensi menjadi kenyataan, membentuk pemain-pemain menjadi lebih berani, dan memotivasi mereka untuk mencapai hasil terbaik di lapangan. Bagi saya, ini adalah salah satu alasan kuat mengapa saya tetap mendukung Mourinho di setiap langkahnya.
Kepercayaan diri Mourinho, yang kadang terkesan arogan, justru menjadi daya tarik tersendiri. Serangan verbalnya kepada media dan lawan sering kali menjadi headline, membuatnya tetap berada di pusat perhatian meskipun timnya sedang tidak bertanding. Pernyataan-pernyataan kontroversialnya membuat Mourinho menjadi sosok yang unik, berbeda dari pelatih lainnya yang cenderung lebih diplomatis. Ia tidak takut untuk tampil berani dan selalu bersikap jujur, meski terkadang itu menimbulkan kontroversi.
Keberhasilan Mourinho di Inter Milan juga patut dicontoh. Ia meraih treble pada musim 2009-2010, mengukuhkan dirinya sebagai pelatih dengan kemampuan taktik yang luar biasa. Pendekatan defensifnya yang sering dianggap membosankan, ternyata sangat efektif dan membuahkan hasil. Hal ini menunjukkan bahwa gaya permainan yang pragmatis dapat menjadi strategi yang sukses, asalkan didukung dengan kualitas pemain dan kepemimpinan yang tepat. Mourinho membuktikan bahwa kemenangan adalah hal utama, meskipun harus ditempuh dengan cara yang tidak populer di kalangan pengamat sepak bola.
Namun, kritik terhadap Mourinho juga datang, terutama mengenai gaya permainan defensifnya yang dianggap membatasi kreativitas tim. Beberapa pengamat bahkan menyebutnya sebagai pelatih yang menentang konsep "bola indah" yang lebih mengutamakan permainan menyerang. Meskipun begitu, Mourinho tetap dengan prinsipnya bahwa kemenangan adalah yang terpenting. Saya juga mendukungnya, karena pada akhirnya hasil akhir yang berbicara, dan hasilnya sering kali adalah trofi.
Meski Mourinho banyak sukses, tidak bisa dipungkiri bahwa di beberapa klub, gaya kepelatihannya tidak selalu berjalan mulus. Di Manchester United, meski meraih beberapa trofi, gaya permainan yang diterapkannya tidak memuaskan banyak pihak, termasuk pemain dan fans. Hubungannya dengan beberapa pemain kunci, seperti Paul Pogba, yang penuh ketegangan, akhirnya berujung pada pemecatannya pada 2018. Ini menunjukkan bahwa meskipun Mourinho sukses di banyak klub, ia juga menghadapi tantangan besar dalam menjalin hubungan dengan pemain-pemain bintang.
Di luar lapangan, Mourinho juga menunjukkan sisi kepemimpinan yang menarik. Ia sering mengambil peran sebagai pelindung pemain-pemainnya, membela mereka saat mengalami kesulitan. Meskipun terlibat dalam kontroversi, banyak yang menganggapnya sebagai sosok yang setia pada tim dan prinsipnya. Ini juga menjadi alasan mengapa saya terus mendukungnya, karena ia berani membela orang-orang yang ia percayai, bahkan ketika itu berarti harus menghadapi tekanan dari media dan publik.
Meski sudah lebih jarang disorot media setelah melatih Fenerbahçe, kualitas kepelatihan Mourinho tetap tak bisa dipandang sebelah mata. Di AS Roma, ia bahkan berhasil membawa tim tersebut ke final Liga Europa 2022-2023, meski bukan favorit utama. Ini menunjukkan bahwa Mourinho selalu mampu beradaptasi dan memberikan hasil terbaik dengan taktik yang cerdas dan terencana. Keberhasilannya dalam menghadapi tekanan dan selalu merespons tantangan lawan, menjadi bukti bahwa kemampuan membaca permainan adalah keunggulannya.