Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesan-Pesan Pedagogik Lukmanul Hakim dalam Alquran: Refleksi untuk Keluarga Masa Kini

12 Januari 2025   10:46 Diperbarui: 12 Januari 2025   10:46 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pesan-Pesan Pedagogik Lukmanul Hakim dalam Alquran: Refleksi untuk Keluarga Masa Kini 

Oleh Karnita

Di tengah kemajuan teknologi yang menggila, generasi muda hari ini seperti terombang-ambing di lautan tanpa kompas yang jelas. Mereka disibukkan oleh riuhnya dunia maya, di mana segala sesuatu yang instan dan serba cepat menjadi tolok ukur keberhasilan. Di tangan mereka, ponsel pintar dan aplikasi sosial media telah menjadi sahabat akrab yang tak pernah terpisahkan. Namun, di balik jari-jemari yang gesit menelusuri layar kaca, banyak dari mereka yang kehilangan arah. Kesenangan sekejap menggantikan pencarian makna hidup yang lebih dalam, dan hubungan yang penuh makna seringkali tergantikan oleh interaksi virtual yang dangkal. Sebagian besar anak muda kita tampak terjebak dalam pencarian popularitas dan kesenangan tanpa menyadari bahwa mereka semakin menjauh dari nilai-nilai hakiki kehidupan. Tawuran antar pelajar, pergaulan bebas, hingga penyalahgunaan narkoba semakin marak, menandakan bahwa mereka kehilangan pedoman yang harusnya diberikan oleh keluarga dan lingkungan. Dunia yang serba cepat ini, dengan segala kecanggihannya, tanpa disadari malah memudarkan jati diri mereka yang sejati. Inilah potret pilu dari generasi muda kita hari ini, yang seharusnya menjadi penerus bangsa, namun terjebak dalam keramaian dunia yang tak memberi mereka ketenangan jiwa.

Di tengah kondisi ini, pesan-pesan pedagogik yang disampaikan oleh Lukmanul Hakim dalam Alquran menjadi sangat relevan dan penting untuk diterapkan dalam kehidupan keluarga saat ini. Lukman, sosok bijak yang telah diabadikan dalam wahyu Ilahi, memberikan kita pelajaran yang tidak hanya berfokus pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pada pembangunan karakter dan spiritual anak. Dalam Surah Lukman, kita menemukan nasihat-nasihat yang sungguh mendalam, yang jika diterapkan, akan menciptakan keluarga yang penuh kasih dan hikmah. Namun, sayangnya, pesan-pesan ini semakin terlupakan dalam kehidupan keluarga modern yang lebih mementingkan pencapaian duniawi.

Salah satu pesan pertama yang disampaikan oleh Lukman kepada anaknya adalah tentang keesaan Tuhan. "Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar" (QS. Lukman: 13). Ini adalah pondasi utama pendidikan dalam keluarga: mengajarkan anak untuk mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa. Namun, dalam kenyataannya, banyak keluarga yang lebih mengutamakan pendidikan sekolah tanpa memberikan porsi yang cukup untuk pendidikan agama. Generasi muda saat ini banyak yang terbebas dari pengajaran tentang nilai-nilai ketuhanan, seolah dunia ini hanya berputar pada perolehan materi dan kesenangan semata.

Lukman juga memberikan nasihat penting mengenai bakti kepada orang tua. "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya yang telah mengandungnya dengan susah payah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah tempat kembali" (QS. Lukman: 14). Penghormatan dan rasa terima kasih kepada orang tua adalah bagian penting dari pendidikan keluarga. Tetapi kini, ironisnya, banyak anak yang kehilangan rasa hormat terhadap orang tua mereka. Dalam kejaran dunia, banyak orang tua yang justru tidak lagi menanamkan nilai-nilai ini, bahkan ada pula yang lupa memberi contoh kepada anak-anak mereka.

Tak hanya itu, Lukman juga mengingatkan tentang pentingnya mendirikan shalat, yang merupakan salah satu tiang agama. "Wahai anakku, dirikanlah salat, dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, dan cegahlah mereka dari yang mungkar, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu" (QS. Lukman: 17). Shalat adalah sebuah kewajiban yang tidak hanya mengajarkan kedekatan kita dengan Tuhan, tetapi juga menjadi landasan moral yang membimbing anak untuk hidup dengan penuh kesadaran. Sayangnya, banyak keluarga masa kini yang terlalu sibuk dengan rutinitas duniawi hingga lupa mengajarkan anak-anak mereka untuk menghargai waktu dan beribadah. Akibatnya, shalat sering kali terlupakan, dan generasi muda pun kehilangan nilai spiritual yang seharusnya menjadi kekuatan dalam hidup mereka.

Ironi selanjutnya adalah pesan Lukman mengenai pentingnya akhlak yang baik. "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mencapai setinggi gunung" (QS. Lukman: 18). Lukman mengajarkan bahwa kesederhanaan dan rendah hati adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan yang penuh hikmah. Namun, dalam kenyataan yang kita hadapi saat ini, sikap sombong dan individualis semakin marak di kalangan anak muda. Dunia yang serba materialistik ini sering kali mengajarkan mereka untuk membanggakan diri atas kekayaan dan kepopuleran, tanpa memperhatikan pentingnya membangun hubungan yang baik dengan orang lain.

Lukmanul Hakim juga mengajarkan untuk tidak terburu-buru dalam hidup dan berpikir dengan penuh kebijaksanaan. "Dan jika kamu merasakan suatu penderitaan dari kehidupan ini, maka ingatlah bahwa sesungguhnya kehidupan ini adalah ujian dari Tuhan yang Maha Pengasih. Janganlah engkau putus asa" (QS. Lukman: 19). Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan, anak-anak masa kini seringkali kehilangan kesabaran dan mudah putus asa ketika menghadapi kegagalan. Mereka terbiasa dengan segala yang instan dan langsung, tanpa memahami bahwa setiap proses membutuhkan waktu dan usaha. Pendidikan yang berbasis pada kesabaran dan kebijaksanaan kini semakin langka, tergerus oleh budaya instan yang dibawa oleh teknologi.

Pendidikan keluarga yang seharusnya menjadi benteng utama dalam membentuk karakter kini sering kali terabaikan. Orang tua lebih sibuk mengejar penghasilan dan kesuksesan duniawi, sementara nilai-nilai luhur yang harus ditanamkan dalam diri anak justru semakin terlupakan. Di tengah kondisi ini, keluarga harus kembali menyadari bahwa peran mereka sangat vital dalam pendidikan anak. "Verba volant, scripta manent"---kata-kata terbang, tetapi tulisan tetap ada---adalah adagium latin yang mengingatkan kita bahwa pendidikan yang diterapkan di rumah, baik melalui ucapan maupun tindakan, akan membekas sepanjang hidup anak-anak kita.

Penerapan pesan-pesan Lukman dalam kehidupan keluarga tak perlu menunggu waktu yang sempurna. Tidak pernah terlambat untuk mulai. Keluarga adalah tempat pertama di mana anak-anak belajar tentang kehidupan, tentang cinta, dan tentang Tuhan. Dengan menghidupkan pesan-pesan dalam Alquran ini, keluarga dapat menjadi tempat yang penuh kasih sayang, tempat tumbuhnya anak-anak yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan penuh akhlak mulia. Pendidikan yang dimulai di rumah adalah pondasi yang tak ternilai bagi masa depan anak-anak kita, yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun