Dua belas tahun (1952-1964) mengageni pelayaran asing membuat Soedarpo merasa yakin mampu mengelola perusahaan pelayaran sendiri. Satu tahun setelah Samudera Indonesia berdiri (1964), pada tahun 1965 Soedarpo membeli dua kapal dengan nama MV Eka Daya Samudera eks MV Oderwald dan MV Pancaran Sinar eks MV Sprewald.
Kedua kapal ini dibeli dengan bantuan Hapag Loyd melalui hire-purchase atau beli sewa. Seusai perang dunia II Jerman membuat kapal-kapal yang kecepatannya dibatasi oleh pihak sekutu, tidak melebihi 15 knots sehingga tahun 1960-an kapal-kapal itu menjadi usang.
Dalam memoarnya yang ditulis H Rosihan Anwar, Soedarpo bercerita tentang pertanyaan Hapag Lloyd mengenai jaminan (collateral) sewa beli tersebut. Dengan ketus Soedarpo menjawab, “Perusahaan keagenan kami.”
Samudera Indonesia menyatakan jika Hapag Lloyd mau mempertahankannya sebagai agen, maka harus menjual kapal –kapal itu dengan pembayaran murah. Sebab jika tidak begitu, Samudera Indonesia tidak mampu. Hapag menerima argumen Samudera Indonesia. Dari situlah, samudera Indonesia memulai dengan dua kapal dan kemudian menambahnya menjadi 12 kapal yang berlayar ke Eropa, kemudian ke Jepang.
[caption id="" align="aligncenter" width="425" caption="Melangkah maju mengoperasikan terminal petikemas"][/caption]
Ketika tahun 1965 terjadi peristiwa G30S/PKI yang berakibat pada pergolakan politik, Samudera Indonesia terkena dampaknya. Para karyawan Samudera Indonesia di Pelabuhan Tanjung Priok harus mempunyai mental baja dalam menghadapi pelanggannya maupun pengelola pelabuhan.
Untuk memberikan pelayanan yang bagus, Samudera Indonesia menyusun jaringan (networking) perusahaan agencies dan stevedoring. Ketika pada tahun 1964, Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia, muatan Indonesia tidak dikapalkan melalui Singapura. Samudera Indonesia mempunya cabang di Panjang, Lampung dan Balikpapan. Seiring dengan perjalanan waktu, kapal-kapal bertambah, begitu juga dengan cabang yang juga makin bertambah.
Dengan manajemen yang rapi dan profesional, Samudera Indonesia menjadi terkenal di Jepang, dan juga Eropa sebagai perusahaan keagenan yang mampu memberikan muatan lebih dini ketimbang siapapun juga dan dalam kondisi yang bagus.
Pelayanan yang bagus, itu salah satu kunci keberhasilan Samudera Indonesia hingga mencapai usia 50 tahun saat ini.*** [bersambung]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H