FENOMENA KEMAJUAN SHAF SHOLAT DALAM BULAN RAMADHAN
Bulan ramadhan adalah bulan yang ditunggu, bulan yang diagungkan oleh orang-orang beriman. sebagai manisfestasi jawaban dari seruan Al-qur’an dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya : “Hai Orang-Orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” . mereka yang beriman menyambut seruan ini dengan suka cita dengan mempersiapkan segudang rencana dan daftar kegiatan selama bulan ramadhan karena ada gol yang akan di tuju, ada gelar yang ingin dicapai apa itu ? .. yakni kata TAKWA. Gelar takwa ini menjadi spirit buat mereka sehingga 11 bulan menjelang bulan ramadhan sudah dipersiapkan dengan baik sehingga tidak ada sedetikpun waktu yang terlewatkan untuk beribadah kepada Allah. Sebab dalam bulan Ramadhan semua amal kebaikan dilipatgandakan. Sebagai mana hadist Rasulullah yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim yang artinya “ Barangsiapa pada bulan ramadhan mendekatkan diri pada Allah dengan suatu kebaikan, maka akan dilipatgandakan pahalanya..”.
Bulan ramadhan dibagi menjadi tiga fase yang Masing-masing memiliki keistimewaan. Sebagaimana dalam hadis disebutkan dari Abu Huraira ramadhan itu awalnya penuh rahmat, pertengahan penuh dengan ampunan dan diakhir pembebasan dari api neraka..” dalam penjelasan hadist ini jelas secara keseluruhan dari 30 atau 29 hari pada bulan ramadhan semua harinya istimewa dan penuh dengan ladang pahala.
Nah, fenomena yang terjadi saat ini dimasyarakat, pada awal bulan ramadhan hampir semua masjid, mushola, surau terasa kecil dengan membludaknya jama’ah namun apa yang terjadi semakin hari semakin ramadhan berlalu, masjid, mushola, surau yang tadinya sempit menjadi lapang shaf-shaf sholat semakin maju bahkan ada yang miris yang tersisa hanyalah imam. Hal ini disebabkan karena orientasi berfikir masyarakat tidak lagi pada bulan ramadhan namun berpindah pada persiapan menyambut 1 syawal yakni idul fitri yang sebagian orang menggap momen untuk menunjukkan eksistensi sebagai orang yang sukses. Hal ini terlihat saat orang-orang pulang kampung sibuk memamerkan baju, mukena sampai sandal seragam.
Waduh miris sekali ya. ini hasil riset bagaimana didaerah kalian.. komen dong... he..he..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H