Banyak orang yang ingin sukses dan berhasil. Ketika seseorang sukses mari kita berbangga dan menjadikannya sebagai contoh agar memotivasi kita untuk lebih meningkatkan semangat berjuang dan menghargai prestasinya. Namun, dibalik kesuksesan yang kita raih, pasti banyak godaan atau tantangan, salah satunya adalah orang yang membenci kita. Sikap tersebut adalah langkah awal yang buruk untuk kondisi mental. Kondisi inilah yang menjadi  bibit sindrom psikologis. Istilah di zaman sekarang dikenal dengan mental kepiting atau Crab Mentality. Â
Apa itu Crab Mentality?
Dilansir dari Psychology Today https://www.psychologytoday.com, Crab Mentality adalah gambaran yang berbicara tentang keegoisan dan kecemburuan ketika melihat orang lain berhasil. Kita bisa melihat hubungan antara perilaku egois ini dengan kepiting saat di dalam ember. Misalnya, kita memasukkan satu kepiting ke dalam ember dan menaruh kepiting di sana. Kepiting itu pasti kesepian dan ingin keluar dari ember. Dia akan meraih bagian ember dan mencoba keluar dengan capitnya. Akibatnya, kepiting itu keluar dari ember dan bebas dari sana.
Namun, jika memasukkan lebih dari dua atau tiga kepiting ke dalam ember, keberhasilan kepiting untuk keluar dari ember akan terhenti. Saat mereka berjuang untuk keluar dari ember, mereka akan menarik satu sama lain, sehingga kepiting di ember sulit untuk keluar. Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa istilah mental kepiting atau Crab Mentality, yaitu sikap orang yang egois yang tidak menginginkan siapapun untuk berhasil. Bahkan dia selalu menghalalkan segala cara untuk melampauinya.
Apa faktor penyebab Crab Mentality?
Misalnya, di antara mahasiswa kita dapat menemukan seseorang yang menderita sindrom psikologis. Kita semua tahu bahwa menjadi mahasiswa pada umumnya adalah impian setiap mahasiswa di seluruh dunia. Namun, semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi persaingannya. Kebanyakan mahasiswa hanya memikirkan bagaimana mendapatkan pendidikan tinggi dengan nilai terbaik. Pemikiran seperti ini, akan membuat setiap orang bersaing dengan egonya untuk mencapainya. Dengan menghalalkan segala cara, mereka melupakan kodratnya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Memaksakan diri untuk selalu sukses dan menjadi nomor satu akan menciptakan pikiran negatif yang memaksa otak untuk bertindak tidak etis. Dari peristiwa di atas, terungkap bahwa faktor-faktor yang menentukan crab mentality itu muncul dari diri kita sendiri. Lalu, akan ada turunan dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemikiran ini termasuk perasaan bahwa harga diri menurun, kecemburuan, balas dendam, dan persaingan sengit. Faktanya, terus menerapkan mental kepiting tidak akan berdampak positif karena tidak akan membantu siapa pun.
Bagaimana dampak dari Crab Mentality bagi kesehatan mental?
Seseorang yang menderita sindrom Crab Mentality pikirannya masih terinfeksi dengan apa yang diinginkannya dan pikirannya akan sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif serta pikirannya akan terus dipenuhi dengan dendam, iri, cemburu, dan nafsu. Jika ini berlangsung lama, sudah pasti tidak baik untuk kesehatan mental. Selain itu, mereka juga menjadi depresi dan tertekan karena keinginan tidak menjadi kenyataan, menyebabkan kecemasan, kesedihan, dan bahkan depresi berat. Cara berpikir ini secara bertahap merugikan diri sendiri dan tidak ada gunanya memiliki cara berpikir seperti kepiting.