Mohon tunggu...
Karmel Simatupang
Karmel Simatupang Mohon Tunggu... Ilmuwan - The Batakland

Pecinta Keutuhan Ciptaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Geowisata Toba Destinasi Favorit Masyarakat ASEAN

25 Februari 2016   21:56 Diperbarui: 26 Februari 2016   10:07 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi wisatawan yang melaku­kan aktivitas geowisata, akan men­dapat pengetahuan baru ten­tang nilai dari sebuah batuan geo­logi yang memiliki sejarah keter­kaitan dimana bumi dipijak. Disini lah peran warga lokal sebagai tour guide lokal. Seperti di Bakara, Baktiraja, wisatawan akan men­da­pat wisata budaya, sebab Istana dan kelahiran Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, ada­lah Bakara.

Geowisata dikelola secara se­ta­ra: dari, oleh dan untuk warga. Dalam geowisata, berarti aktivi­tasnya harus sesuai dengan prin­sip-prinsip pelestarian lingku­ngan. Model penginapan di lokasi, juga mesti menyiapkan rumah-ru­mah penduduk sebagai home stay. Makanan dan minuman se­suai kuliner lokal. Moda transpor­tasi meminimalkan kendaraan ber­bahan bakar.

Geowisata Bakara, hanyalah salah satu sudut mungil kecanti­kan Danau Toba dari suatu geo­area. Ada banyak lokasi lain yang cocok dijadikan geowisata, se­perti geowisata Muara-Siban­dang, Porsea, Haranggaol dan Pu­lau Samosir seluruhnya. Masing-masing geoarea ini, punya cerita masing-masing terkait situs-situs geologi dan budaya yang hidup.

Favorit Masyarakat ASEAN

Tidak berlebihan Geowisata Toba disebut destinasi favorit ASEAN, karena semua lengkap. Panorama alam, danau di atas danau, pulau di atas pulau, ke­anekaragaman kondisi geologi serta Budaya Batak yang sangat khas.

Hanya saja selama ini tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terkesan dipeties­kan. Diperparah dengan kerusak­an lingkungan danau sekitarnya. Akibat aktivitas korporasi asing seperti PT. Aquafarm, PT. Japfa dan PT. Allegrindo Nusantara yang men­cemari Danau Toba.

Inilah momen yang tepat, menghidupkan lampu penyela­matan Danau Toba secara kom­prehensif. Semua bertanggung ja­wab. Menyalakan optimisme, rentang waktu 10 tahun menda­tang, warga Toba sudah menik­mati kesejahteraan dan lingkung­an hidup berkelanjutan.

Konsep maritim Pemerintah­an Jokowi untuk menjadikan ke­pulauan nusantara sebagai poros maritim dunia, hendaknya dite­rapkan hingga ke Danau Toba. Sebab sebagai danau vulkanik terbesar dunia dan terluas di Asia Tenggara dia pasti menarik. Ba­gaimana memanfaatkan segala po­tensi Geopark Kaldera Toba un­tuk kepentingan nasional, bukan kepentingan korporasi asing.

Menjadikan Bandara Silangit, Tapanuli Utara menjadi bandara In­ternasional harus mendapat ek­se­kusi cepat. Demikian juga in­frastruktur darat dan pelabuhan yang menghubungkan seluruh Ka­wasan Danau Toba. Jalan Tol Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi, harus di teruskan hingga Parapat, Danau Toba. Kita bersyukur, bahwa Pemerintah pada awal tahun ini telah mengangendakan untuk mewujudkan Danau Toba sebagai tujuan wisata kelas dunia.

Sehubungan dengan itu, pemerintah dalam waktu dekat akan membentuk Badan khusus, yakni Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BODT). Saat ini, draf Peraturan Presiden tentang BODT sudah beredar dan mendapat respon beragam di kalangan masyarakat. Tentu, BODT ini sangat strategis untuk kemajuan Danau Toba kedepan. Namun, perlu digaris bawahi, BODT harus benar-benar menyentuh pokok persoalan kepariwisataan Danau Toba yang jongkok prestasi selama ini: keterlibatan masyarakat lokal sebagai stakeholder utama. Perlu diingatkan, kepariwisataan sangat terkait dengan kualitas lingkungan Kawasan Danau Toba sekitarnya. Karenanya mustahil, Danau Toba wisata kelas dunia jika air danau kotor serta lingkungannya dirusak.

Dengan demikian, kebijakan mewu­jud­kan Geowisata Toba Destinasi Favorit ASEAN, haruslah agenda bersama sebagai aset nasional untuk bersaing secara internasional. Indonesia tidak boleh kalah bersaing dalam pasar bebas masyarakat ekonomi ASEAN, itu akan dibuktikan jika pemerintah serius menge­lola kekuatanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun