Mohon tunggu...
Karmani Soekarto
Karmani Soekarto Mohon Tunggu... Novelis - Data Pribadi

1. Universitas Brawijaya, Malang 2. School of Mnt Labora, Jakarta 3. VICO INDONESIA 1978~2001 4. Semberani Persada Oil 2005~2009

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bu Susi Tolong Lunasi Hutang Kami....

7 Maret 2016   23:11 Diperbarui: 7 Maret 2016   23:49 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya hasil kekayaan alam tersebut digunakan untuk melunasi hutang luar negeri tentu habis, karena tak tergantikan lagi, layaknya air yang diambil dari sumbernya tetapi sumber tidak pernah habis tergantikan oleh air hujan.

Bu Susi, sekarang tinggal aku menoleh ke laut kita yang tentu hasilnya tidak pernah habis, ibarat peri bahasa patah tumbuh hilang berganti. Bu Susi tentu ahlinya karena pernah menggeluti hasil laut, sampai bu Susi mampu expor sendiri. Untuk keperluan expor bu Susi sampai beli pesawat. Tentu bu Susi memahami hasil laut yang gak pernah habis.

Usulkan agar pemerintah menyetujui hasil laut untuk membayar utang. Tidak usah lama lama kita kerja sama dengan pihak asing plus dalam negeri, usahakan kurang dari 10 tahun saja. Karena bu Susi pernah bilang kalau tidak salah potensi kerugian kita di hasil laut adalah 300T per tahun. Nah di atas kertas potensi itu bisa untuk melunasi jumlah 3000T dalam kurang dari 10 tahun. Mumpung bu Susi masih jadi Menteri Kelautan Perikanan. Buatlah sejarah yang dikenang sepanjang masa, seperti pepatah kuno, Harimau mati meninggalkan belang, Gajah mati meninggalkan gading.

Orang baru terbuka matanya kalau lautan kita memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan, sebelum bu Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, orang tutup mata karena kurangnya informasi terhadap potensi hasil laut kita.

Seandainya usul bu Susi oleh pemerintah tidak disetujui atau bahkan usul itu malahan menjadi bumerang, nothing to loose bagi bu Susi, bu Susi masih sebagai wira swastawan yang handal.

Membaca wawancara bu Susi dengan BBC 5 Maret 2016 tergelitik aku menulis artikel ini. Dengan skenario pertumbuhan ikan hampir 9% tentu besar potensi hasil laut kita untuk melunasi hutang luar negeri. Potensi laut yang selalu terbarukan, tidak pernah habis hasilnya sepanjang bumi masih berputar.

Dengan menurunnya illegal fishing oleh ribuan kapal penangkap ikan asing yang ditandai dengan menurunnya pemakaian solar nasional sampai 37% (oleh Kementerian ESDM) tentu potensi hasil laut kita semakin besar yang layak untuk melunasi hutang luar negeri pemerintah.

Bukan berarti sektor lain tidak memiliki potensi untuk melunasi utang kuar negeri, sektor pariwisata misalnya, tetapi aku maunya potensi itu benar benar milik negara bukan tukar menukar uang asing terhadap rupiah, sehingga menghasilkan devisa. Tetapi benar benar hasil laut yang menghasilkan devisa, kekayaan alam yang menghasilkan devisa. Selama ini cadangan devisa kita hanya cukup untuk kebutuhan 3 bulan, maka perekonomian gampang goyah.

Renungkan bu Susi. Selamat malam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun