Jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang terus meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia, menggugah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk., untuk berpartisipasi mencari solusi mengatasinya. Pada Sabtu, 17 Desember, pengelola ruas jalan tol di Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan ini, lantas menghelat sebuah acara yang diberi label SmartDriving Behavior Development (SDBD). Sasaran akhirnya, membentuk komunitas masyarakat yang memahami makna keselamatan berkendara untuk menjadi Duta Keselamatan Jalan Tol.
Kegiatan yang diadakan sehari penuh ini, diikuti 36 peserta dari berbagai kalangan masyarakat pengguna jalan dan wartawan. Termasuk di antaranya, anggota klub-klub otomotif seperti dari Volvo Club of Indonesia dan Blazer Club. “Peserta pelatihan ini tidak dipungut biaya, gratis. Jasa Marga sebagai penyelenggara, juga tidak akan menggandeng mitra sponsor karena tujuan kita bukan untuk berpromosi,” ujar Septerianto Sanaf, Kepala Divisi Operasi Jasa Marga.
Menurut Septerianto yang juga akrab disapa Aan Sanaf, program Smart Driving ini merupakan salah satu bentuk aktivitas CSR (Corporate Social Responsibility) dari Jasa Marga yang turut prihatin dengan tingginya angka kecelakaan di jalan, termasuk kecelakaan yang terjadi di jalan tol. “Meskipun sifatnya CSR, kami tidak tergesa-gesa untuk memutuskan bentuk dan formatkegiatan yang kami pilih,” tegas Aan Sanaf saat menyampaikan sambutan pembukaan SDBD bertempat di Training Center Kantor Pusat PT. Jasa Marga, Plaza Toll Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
[caption id="attachment_157164" align="alignleft" width="300" caption="Septerianto (Aan) Sanaf, Kepala Divisi Manajemen Operasi Jasa Marga, memaparkan perkembangan jalan tol dan fasilitas keselamatan yang telah diupayakan."][/caption] Dipaparkan Aan Sanaf, bila sekarang memilih SmartDriving Institute (SDI) sebagai mitra dalam mewujudkan gagasan ini, pihaknya memerlukan waktu cukup lama. “Kami telah memantau gagasan-gagasan dan pemikiran Saudara Karman (Sukarman Mustamin) sebagai pendiri SDI di banyak tulisan opininya sejak tahun 2007 lalu. Saya lalu kirim e-mail dan sekitar dua minggu lalu kami bertemu. Dalam pembicaraan sekitar 2 jam pada pertemuan itu, kami menjadi yakin bahwa konsep Smart Driving SDI sangat sesuai dengan kebutuhan sekarang ini,” ungkap Aan Sanaf.
Dalam pelatihan SDBD, pihak SDI memang sama sekali tidak menyinggung soal keterampilan mengemudi. Namun, sesuai judul pelatihannya, SDI lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku dan kebiasaan pengemudi yang berpotensi menimbulkan bahaya. Beberapa peserta dari klub otomotif yang mengaku pernah mengikuti kegiatan safety driving yang dilaksanakan berbagai kalangan mengaku, bahwa apa yang disajikan SDI merupakan trend dan rumusan baru dalam pemahaman mengemudi.
Muhammad Jaedi, salah seorang peserta yang sehari-hari melakukan aktivitas dengan mengemudi sendiri menuturkan bahwa selama ini yang dipahaminya adalah, seorang pengemudi cukup memiliki ketrampilan olah kemudi. “Namun, pelatihan SDI ini justru memberikan pencerahan baru. Bahwa karena aktivitas mengemudi sebagai full time job, maka seorang pengemudi yang baik justru dituntut untuk mengerti dan memahami berbagai potensi bahaya di jalan,” jelas Jaedi.
Pelatihan SDBD sendiri, dibagi menjadi 2 kegiatan utama. Yang pertama berlangsung di dalam kelas berupapemaparan teori dan pemahaman konsep SmartDriving yang berbasis defensive driving. Selain itu, peserta pelatihan SDBD juga mendapatkan teori tentang bagaimana mengenali potensi bahaya yang menimbulkan risiko(risk hazard) sekaligus bagaimana mengatasi bahaya ini (risk management).
Kegiatan berikutnya, digelar di luar ruang yang mengambil lokasi lapangan parkir Buperta, Cibubur. Pada sesi ini, peserta pelatihan mendapatkan pencerahan tentang proses persiapan kendaraan sebelum digunakan, cara olah kemudi yang benar dan aman serta tindakan yang harus ditempuh dalam situasi darurat. Sesi lapangan ini didukung Indomobil Suzuki yang menyediakan 2 unit Suzuki SX4 untuk praktek. Semua modul pelatihan ini, berfokus pada prinsip antisipasi potensi bahaya dan mengurangi risiko dalam aktivitas mengemudi.
[caption id="attachment_157166" align="alignright" width="300" caption="Peserta pelatihan, serius mengikuti penjelasan tentang pemahaman SmartDriving yang menonjolkan aspek perubahan perilaku dalam mengemudi."][/caption] Menurut rencana, program SDBD hasil kolaborasi Jasa Marga dengan SDI ini, akan dilaksanakan di berbagai kota seperti Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, juga dilaksanakan di kota-kota lain di Indonesia. Diharapkan, dari pelaksanaan SDBD tahap awal ini, jumlah calon peserta dan peminat yang ingin mengetahui konsep dan esensi SmartDriving akan terus bertambah dari waktu ke waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H