Setiap tahun, menurut laporan World Health Organization (WHO), hampir 1.3 juta orang tewas di jalan akibat kecelakaan lalu lintas. Angka ini sama saja artinya, terdapat 3.000 kematian manusia yang sia-sia akibat keteledoran dan kurangnya kesadaran terhadap aspek keselamatan pengguna jalan. Seiring dengan itu, masih terdapat pula korban lainnya. Mereka adalah yang menjadi korban kecederaan dan menyebabkan cacad fisik permanen. Jumlahnya, antara 20 hingga 50 juta orang.
Yang memprihatinkan, karena sejumlah 90% dari korban di jalan itu adalah penduduk atau warga dari dunia ketiga atau dari negara berkembang dan sedang berkembang seperti Indonesia. Ironisnya, bila penyebabnya adalah kendaraan bermotor, justru di negara-negara dimaksud tercatat populasi kendaraan bermotornya kurang dari 50% dari total jumlah kendaraan bermotor di dunia.
Mengacu pada besarnya jumlah korban itu, maka tak pelak lagi, faktor kecelakaan di jalan kini tampil sebagai pembunuh nomor tiga di dunia, khsusnya bagi mereka yang berada di rentang usia antara 5 sampai 44 tahun. Boleh disebut, rentang usia ini merupakan calon manusia produktif dan juga manusia produktif. Sungguh, sebuah kerugian besar bagi umat manusia.
Dari data dan fakta inilah kemudian WHO muncul dengan gagasan yang bertujuan menekan tingkat kematian di jalan. Gagasan dimaksud, dideklarasikan dengan nama Decade of Action for Road Safety 2011 – 2020. Ya, tahun 2011 adalah tahun tinggal landas bagi sebuah perlawanan untuk menghentikan pembantaian manusia di jalan.
Langkah ini, memang sangat penting. Karena menurut perhitungan WHO, tanpa langkah nyata dan kampanye keselamatan di jalan yang terus menerus dan dilakukan secara sistematis, maka di akhir decade ini, estimasi angka kematian di jalan akan berlipat ganda menjadi 2.4 juta setiap tahun.
Dalam kaitan inilah, Smart Driving Institute (SDI) bekerja sama dengan PT. Jasa Marga Tbk., menyusun program aksi nyata untuk membentuk komunitas Duta Keselamatan Jalan Tol. Program ini akan dimulai dengan menjaring calon relawan untuk kemudian mengikuti pelatihan singkat Smart Driving Behavior Development yang berbasis defensive driving. Dalam pelaksanaannya, PT. Jasa Marga dan SDI tidak memungut biaya atau bayaran dari calon peserta pelatihan.
Tahap awal, program pelatihan ini dilaksanakan 17 Desember 2011 di Jakarta selama sehari penuh dan selanjutnya akan digelar pula di berbagai kota di Indonesia seperti Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan. Dalam setiap pelatihan, jumlah peserta dibatasi 50 orang. Jumlah ini pun dibagi masing-masing 5 orang dari kalangan media (wartawan), 5 orang dari kalangan blogger, dan selebihnya dari klub atau komunitas otomotif. Setiap klub atau komunitas otomotif, juga hanya boleh mengirimkan maksimal 5 orang anggotanya.
Meskipun gratis, tentu saja ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peserta. Paling penting, memiliki Surat Ijin Mengemudi, minimal SIM-A yang masih berlaku. Peserta juga diwajibkan mengisi formulir yang bisa diperoleh dengan mengirimkan e-mail ke alamat: karman.mustamin@gmail.com. Atau, isi kolom komentar di halaman ini dan cantumkan alamat e-mail Anda.
So, jangan lewatkan kesempatan terbatas ini. Decade of Action, Time for Action. Jadilah duta keselamatan di jalan tol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H