Mohon tunggu...
Karlina Diah Indriasari
Karlina Diah Indriasari Mohon Tunggu... -

Karlina a.k.a naken is an island addict. She believes that her truly home is a small island surrounded by sea. It is on the top list of her favorite place where she can find almost everything she needs such as supports, motivations, ideas and dreams. Her loving to it helps her to shape the life she wants and help other to grow the loving she has.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mungkinkah Laut Mendapatkan Kedamaian?

2 Juli 2011   19:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebagian besar orang mungkin masih belum terlalu mengerti manfaat yang mereka dapatkan dari laut. Tidak salah apabila mereka menganggap bahwa laut adalah sumber makanan yang paling diminati bahkan dihargai dengan sangat tinggi.  Namun, ada satu hal yang luput dari perhatian mereka, yakni pentingnya usaha berkelanjutan untuk menjamin keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di dalam laut. Bukti nyata dari kurangnya kepedulian terhadap hal tersebut masih banyak dijumpai di Indonesia bahkan hampir di tiap daerah pesisir dan kepulauan. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya praktek pengambilan hasil laut dan eksploitasi yang merusak seperti misalnya penggunaan bom dan apotas untuk mengambil hasil laut. Kegiatan eksploitatif tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan orang hanya memikirkan apa yang bisa mereka dapatkan hari ini tanpa mempertimbangkan keberadaan hasil laut tersebut di masa mendatang.

Lucunya, ketika salah seorang teman mencoba untuk melemparkan isu ini pada masyarakat setempat dengan argumen "Apa jadinya kalau hasil laut sudah habis dan anak cucu kalian tidak bisa untuk mengambil manfaatnya lagi?", penduduk setempat dengan santainya menjawab "Anak cucu kami punya rejeki sendiri". Mungkin mereka hanya tertawa ketika mereka mampu menjawab pertanyaan itu dengan mudah sementara di sisi lain berbagai pihak yang nyata-nyata peduli pada laut hanya meringis kecewa. Tidak salah memang jawaban mereka namun mereka juga harus mempertimbangkan aspek lain yakni upaya nyata mereka untuk menunjukkan kepedulian yang nyata terhadap sumber kehidupan yang telah menunjang hidup mereka sejak jutaan tahun silam.

Sebenarnya, dengan menjaga dan melestarikan laut beserta isinya mereka secara langsung telah memudahkan anak cucu mereka untuk memanfaatkan laut sebagai sumber kehidupan di masa mendatang. Tidak perlu lagi bagi anak cucu mereka untuk berpindah ke tempat yang baru untuk mendapatkan sumber kehidupan yang lain dikarenakan mereka sudah tidak dapat melanjutkan hidup di tempat yang tidak mampu lagi memberikan apa yang mereka butuh baik sumber makanan ataupun uang.

Tentu saja angan-angan akan masyarakat Indonesia yang menghargai laut sebagai bagian dari hidup mereka tidak mudah untuk diwujudkan. Dibutuhkan tekad dan komitmen yang kuat serta kesabaran untuk membimbing dan memberikan arahan pada mereka. Hal inipun juga hanya dapat terjadi ketika pihak-pihak terkait memberikan kontribusi yang nyata. Bahkan, satu atau dua tahun pun belum cukup. Namun, terlepas dari beratnya usaha yang perlu untuk dilakukan, setiap orang harus selalu optimis. Perubahan menuju hal yang lebih baik adalah sebuah transformasi yang berkelanjutan. Semua dimulai dari hal kecil. Seperti ketika saya menulis artikel ini, ini adalah sebuah awal bagi saya untuk menuangkan gejolak yang ada dalam benak saya agar saya bisa lebih termotivasi untuk melanjutkannya dengan tindakan nyata. Saya menyadari bahwa jalan yang terbentang di hadapan saya sangatlah terjal. Oleh karena itu, diperlukan kerja keras dari saya sendiri dan juga dukungan dari pihak lain agar mampu menggapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat yang mengetahui dan menerapkan pemanfaatan hasil laut yang berkelanjutan dengan benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun