Mohon tunggu...
Karlia Musvita
Karlia Musvita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru bimbingan dan konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Pendekatan Realita Prosedur WDEP Terhadap Siswa yang Tidak Bisa Mandiri

11 Februari 2024   10:47 Diperbarui: 11 Februari 2024   10:55 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

EFEKTIVITAS PENDEKATAN REALITA PROSEDUR WDEP TERHADAP SISWA YANG TIDAK BISA MANDIRI

Konseli tidak  hanya  menerima umpan balik dari Konselor  tetapi  juga  memantau dan mengevaluasi  kemajuan  mereka sendiri. Mereka belajar dari pengalaman penilaian mereka, menilai pemahaman mereka sendiri , dan merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk  meningkatkan  pemahaman. Penilaian sebagai pembelajaran mendorong  konseli untuk  menjadi  reflektif  dan  bertanggung  jawab  terhadap  masalah  mereka. 

Kegiatan  yang  saya  lakukan adalah  penilaian  proses  dan  hasil  yang  mengukur  pemahaman  konseli, saya  memberikan  umpan  balik kepada  konseli   agar dia dapat  melihat  sejauh  mana  permasalahan  yang  dihadapi  dapat  dibantu  konselor. Konselor  telah berhasil membangkitkan minat dan partisipasi aktif konseli dalam layanan konseling individu. 

Konseli  berinteraksi  dengan  konselor,  mengajukan  pertanyaan, dan  menjawab    dari  konselor. Hal itu terbukti dari hasil evaluasi proses yaitu Efektifitas secara umum Capaian kategori 87,50% (Sangat Baik). Konseli dapat memahami dan menganalisis tentang masalah yang dihadapinya. Konseli mampu mengidentifikasi  hal-hal apa saja yang  menyebabkan  masalah  yang  dihadapinya.

 Hal itu  terbukti dari hasil evaluasi hasil yaitu efektifitas secara umum capaian kategori 98% (Sangat Baik). Konselor  telah menyusun dan mengimplementasikan beberapa alternatif, seperti menanyakan masalah konseli, menggali penyebab  masalah, dan  memberikan  pendekatan  konseling  sesuai  dengan  kondisi  dan masalah konseli. 

Dan membantu konseli dalam pemahaman tentang masalah yang dihadapinya. Kendala yang dihadapi konseli yang awalnya masih enggan menceritakan masalahnya. Namun, berkat penjelasan dari konselor  tentang apa itu konseling dan juga asas-asasnya, mampu membuat konseli menjadi tertarik dan semangat dalam proses konseling dengan sukarela dan terbuka.

Tantangan untuk mencapai tujuan :

Setelah melakukan konseling individu pada konseli, tantangan tetap masih ada walaupun konseli sudah tahu apa saja yang membuatnya tidak mandiri dan bergantung pada orang lain yaitu :

  • Orangtua tidak mendukung (sebelum layanan)
  • Masih belum tahu potensi yang ada pada dirinya. (sesudah dan sebelum layanan)
  • Belum bisa melakukan semuanya dengan sendiri (Sebelum layanan)
  • Dalam proses layanan konseli  masih ragu dalam merealisaikan planningnya.
  • Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan layanan.

Berdasarkan lembar evaluasi, LKPD dan refleksi yang ditanyakan langsung ke konseli alhamdulillah dengan pendekatan realita prosedur WDEP dengan planning SAMIC ini konseli jadi lebih aktif dan kegiatannya tidak monoton. Dan tingkat keberhasilannya dapat dilihat langsung dari konseli yang sudah dapat menentukan apa saja yang dapat meningkatkan kemandiriannya serta mampu menjelaskan alasannya atau faktor yang mendukung sehingga konseli bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun