Kalau dulu kecemasan berfokus pada penyebaran virus kalau sekarang fokus agar tidak mendekati kerumunan orang.
Satu hal yang menyedihkan saat interaksi antar manusia sangat dibatasi karena manusia sejatinya adalah mahluk sosial yang suka berinteraksi.
Tetapi karena interaksi apalagi jika tidak dibatasi jarak dan berkerumun akan mempertinggi penularan maka mau tidak mau interaksi sesama manusiapun harus diatur dan berjarak.
Sebenarnya ada langkah sederhana yang bisa diterapkan untuk mencegah kecemasan saat pandemi seperti sekarang ini apapun kondisinya termasuk jika terkena covid-19 yaitu kita hanya diharuskan fokus menghadapi kehidupan saat ini.
Karena tidak jarang stres, cemas, gelisah terjadi karena memproyeksikan apa yang dipikirkan di masa depan dan membayangkan hal buruk yang akan terjadi. Yang dibutuhkan hanya fokus dan menjalani dengan sikap terbaik apa yang dihadapi saat ini.
Stress, worry, and anxiety simply come from projecting your thoughts into the future and imagining something bad. Focused on now.
Sejatinya anugrah terbesar dari Yang Maha Pemberi adalah hidup yang diberikan pada saat ini.
Saat fokus pada kehidupan yang dijalani saat ini maka energi tercurah untuk menjalani sebaiknya apapun kondisi yang sedang dihadapi, dengan kata lain ikhtiar terbaik akan muncul.
Selain fokus pada kehidupan saat ini agar mental kita kuat dapat dilakukan dengan cara mengubah pola berpikir agar berhenti takut pada hal yang salah tetapi fokus pada apa hal benar yang bisa dilakukan.
Stop being afraid of what could go wrong and think of what could go right.
Alih-alih cemas dan takut berlebihan pada virus lebih baik lakukan hal yang benar agar kita terhindar dari virus seperti melakukan protokol kesehatan sebaik mungkin agar tidak tertular atau menularkan pada orang lain, menjaga kesehatan agar imun selalu tinggi, tetap menjalankan aktifitas yang menyenangkan walau di rumah dan lainnya.
Semua dibungkus dan dipondasikan dengan keyakinan terkokoh dan terbesar pada Sang Maha Pemberi yang terbaik.